obsesiku bersama suami dan ayahku part 3

Pagi itu.

Aku menyempatkan masak sarapan untuk suami dan ayah. Aku hanya memasak telur ceplok. Karena bangun kesiangan setelah melewati malam yang menghabiskan energi.

Ketika tengah sarapan ayah mengatakan tak enak badan. Suamiku menahannya untuk tidak berangkat kerja hari itu. Aku memberikan Paracatamol padanya.

” Istirahat saja dulu yah, barangkali masuk angin. Coba minta dikerokin sama tian ” ucapnya enteng. Ia mengedipkan matanya bibirnya menyeringai mengejekku.

Aku mengantarkan suamiku berangkat sampai di depan pagar. Aku mencium tangannya. Ia mengecup keningku dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya memberikan kepadaku. Aku menerima benda yang diulurkannya itu.

” Apa ini?’ tanyaku

” Camera Go pro … jangan lupa nanti di videoin” jelasnya sembari tertawa.

” Gila kamu mas!” Aku cubit pinggangnya sampai ia berjingrak-jingrak kesakitan.

Aku tak habis pikir padanya. Bahkan ketika ia lagi tak ada dirumahpun ia masih berharap aku behubungan dengan ayah.

Aku lihat kamera yang diberikannya dan membukanya ternyata ukurannya sangat kecil. Begitu mudah digunakan.

Badanku terasa gerah berkeringat. Aku tarik handuk yang tergantung di balik pintu kamar. Berjalan ke kamar mandi.

” Teh nya diminum ya yahhh … Kakak mo mandi ” pesanku pada ayah.

Aku lepaskan pakaianku satu- persatu. Tampak ada bekas merah pada payudaraku. Bekasnya tak hanya satu tapi ada beberapa titik pada kedua susuku.

Aku jadi ingat kejadian semalam. Waktu baru kembali dari kamar ayah. Ternyata suamiku sudah tak sabar menungguku. Begitu aku datang ia langsung saja menyetubuhiku dengan menggebu-gebu. Aku tak pernah melihatnya seberingas itu. Menyaksikan aku berhubungan dengan ayah membuatnya sangat terangsang. Aku sempat menanyakan perasaannya.

” Luar biasa sayang … Fantasinya mengaduk- aduk perasaan. Mas suka sekali … Langka sekali bisa melihat langsung ayah dan anak berhubungan seperti itu” ucapnya.

Aku raih gayung dari sangkutannya kuciduk air dari baknya. Kusiram tubuh yang penuh dosa itu. Aku sabuni tubuhku. Sekilas aku melirik kearah bagian gagang pintu yang rusak. Disitu ada celah yang waktu itu kugunakan mengintip ayah.

Aku melihat ada sepasang mata yang tengah mengintipku.

Ayah!

Ya siapa lagi kalau bukan dia. Aku teruskan saja mandiku. Kubiarkan saja ia mengintipku.

” Lihatlah sepuasnya yaahhh … Tubuh anak kandungmu ini. Kentot aja sekalian biar puas” ucapku dalam hati.

Setelah menyeselaikan mandiku. Aku keluar dari kamar mandi. Disini aku berpapasan dengannya.

” Ayah ngintip aku mandi ya …” Tanyaku.
” Orak kok …” Jawabnya sembari cengengesan.
” Bintitan lho matanya kalau bohong” ancamku.

Aku lalu berpakaian dan bersolek. Dilanjutkan dengan menyapu, mengepel lantai dan mengerjakan pekerjaan lainnya sebagai IRT. Ditengah kesibukanku itu beberapakali ia berteriak memanggilku untuk menemaninya. Tapi dengan beralasan pekerjaan masih banyak aku terus saja menyelesaikan pekerjaanku.

Selesai sudah PR ku hari itu. Saatnya aku bersantai sejenak melepaskan penat. Aku bawa bantal ke teras dimana terdapat kursi malasku. Aku membangkan diriku disana. Sembari brosing video tiktok.

” Lagi apa ta kak?”

Aku menoleh mendapati ayah disampingku ternyata ia menyusulku ke teras. Ia duduk disampingku.

” Ngak ada yahh … Lagi main hp aja, bagaimana badan ayah udah enakan?” Tanyaku pula.

” Udah enakan kok” jawabnya. Ia menyentuh rambutku. ” Udah junub apa?” Tanya lagi barangkali karena mehilat rambutku masih basah.

” Pertanyaan macam apa itu yahhhh …” Protesku pula.

” Ya wong semalam ayah semprot kok …” Kejarnya lagi. Jelas sekali sengaja memancingku untuk menjurus kepembicaraan yang berbau seksual.

” Mulai deh porno! Ayah kekamar gih … Tidur biar cepat sembuh ” aku risih dan mengusirnya dengan halus.

” Apa kakak masih marah sama ayah, karena kejadian semalam?” Tanyanya.

” Ngak kok!” Jawabku singkat.

” Tapi ayah merasa dicuekin …
Hmmm ayah mau ngekost aja kak, biar ngak mengganggu kakak disini ?”membuatku kaget.ternyata ia marah dan merajuk padaku.

” Iihhh apaan sih … Sini duduk dekat kakak. Kakak mau cerita …
Ayahhh …. sayang …. sini …” Aku langsung bangkit menjemputnya membawanya duduk disampingku. Lucu sekali melihat ayah merajuk seperti itu. Tidak biasa ia terlihat seperti anak remaja yang tengah jatuh cinta aku ngakak menahan tawa.

“Ya ampun yahh … begitu saja udah merajuk … Kakak bisa diracuni ibuk lho … Kalau ngak menjagain ayah dengan baik disini” ucapku pula. Aku peluk tubuhnya dan menyadarkan kepalaku ketubuhnya.

” Yah aku ingat, semalam ayah bilang pernah gituin aku waktu aku masih SMP. Ayah harus menceritakan dengan jujur kepadaku sekarang” pintaku.

” Kakak mau dengar? Tapi janji ya jangan marah … Kalau mau berjanji ayah ceritakan” jawabnya

” Ya yahhh … Aku janji …ngak marah” balasku pula. Aku memang harus mendapatkan penjelasan darinya tentang itu.

Ayah memelukku mencium keningku. Ia menarik napas dalam- dalam tatapan matanya lurus kedepan seperti tengah mengingat kejadian delapan tahun yang lalu.

Waktu itu kamu masih kelas dua SMP kira-kira umur empat belas tahun sementara adikmu berumur lima tahun. Setiap pekan ibumu masih berulang kulyah ke kota. Barangkat dari sore jumat dan baru palang lagi sore minggu. Ibumu mengambil jurusan Ekstensi jadi kulyahnya hari sabtu sampai minggu.

Kalian tinggal sama ayah. Biasanya kalau sudah malam kita nonton Tv bersama diruang tengah. Dan kebiasaan kalian adik kakak tertidur saat tengah menonton. Ayah mengendong kalian satu- persatu ke kamar.

Nah malam itu … Saat ayah tenggah mengangkat kakak kekamar. Rok kakak terangkat keatas. Ayah kaget ternyata kakak tak pakai apa- apa dibaliknya. Maaf Kemaluan kakak terbuka.

Karena memang sudah remaja. Di umur kakak waktu itu rasanya punya kakak sudah muat kalau dimasukin penis. Dan disitu ayah jadi khilaf. Ayah terangsang. Ayah tak tahan godaan.

Aku tengang mendengar ceritanya.

” Trus aku ayah apain …” Kejarku penasaran.

Setelah membaringkan kakak dikamar. Ayah meraba kakak. Maaf ayah mengoral kemaluan kakak … Dan itu terjadi hampir setiap pekan saat ibukmu tak ada. Untung saja waktu itu keperawanan kakak belum sampai kebobolan. Karna setiap kali ayah tekan kontolnya kakak terbangun. Jadinya ayah batal melakukannya.

” Ihhh ayahhh … Jahatt!!! Kok tega sihhh”. Ucapku kesal

Ia lalu menceritakan detail apa yang dilakukannya padaku.aku seperti dibawa kembali kemasa itu. Aku bergetar membayangkan kejadian waktu itu. Darahku terbakar aku terangsang mendengar ceritanya. Memekku terasa basah.

“Yahhhh … Kekamar kakak yuk …. ” Ajakku. Napsu telah menguasaiku. Memekku terasa gatal, keingin untuk bersetubuh begitu kuat.

Ayah mengandengku kekamar. Diranjang aku duduk di atas pangkuannya. Kami berpelukan erat. Ia mencium kepalaku, keningku lama sekali.

Aku tatap matanya.
” Kentot kakak yahhh …” Pintaku. Rasanya sangat ingin bersetubuh saat itu.

Ia menatap tajam mataku mencoba memahami keinginannku. Kali ini ia begitu santai tak ingin terburu-buru. Tampaknya ia telah banyak belajar dari beberapa kejadian sebelumnya.

” Apa kakak yakin?.
Kakak anak kandung ayah! Darah daging ayah! Apa kita bisa melakukannya?”. Tanyanya.

” Tapi kakak pengen yahh…” Jawabku.

” Kakak bisa minta dengan suaminya” tegasnya lagi.

” Aku pengen merasakan dari ayah” balasku pula. Aku palingkan tatapanku darinya.

” Mengapa begitu?” kejarnya lagi.

Aku bingung.

” Entahlah! Barangkali punya kelaian … Apa aku salah?” Tanyaku pula.

Ia menjawabnya dengan merangkuh erat tubuhku.

“Tak ada yang salah. Ayah justru senang kakak jujur … Karna ayahpun telah lama merasakan keinginan itu. Kamu anak ayah. Darah ayah mengalir ditubuhmu. Pastinya ada kelakuan ayah yang menurun padamu” ucapnya lagi.

” Maksud ayah kita punya kelainan” kejarku pula.
” Mungkin saja … Sudah tak usah dipikirkan” ucapnya.

Ayah lalu mecumbu wajahku. Mengecup bibirku dan melapaskan satu persatu pakaianku. Cumbuannya turun kepayudaraku. Menghisap-hisap pentilnya.

Aku teringat kamera Go pro yang dari sebelumnya telah kusiapkan pada bagian atas ranjang. Aku tekan tombol ON mengaktifkannya untuk merecord persetubuan kami itu.

” Yahhh … Geli yahhh”

Ayah membaringkanku. Mengangkangkan kedua pahaku makin lebar. Cairan lendir mengalir dari memekku. Ia menatapnya lalu mengalihkan tatapannya kearahku.

” Dulu … Memek mungil ini sering ayah bersihkan waktu memandikan kamu sayang …” ucapnya.

Lalu tanpa rasa jijik dijilatinya dari bawah keatas. Dilakukannya berkali-kali sampai cairanku bersih tanpa sisa. Dilanjutkan dengan mengoral memekku.

” Nikmat nak … Ayah suka rasanya …” Ucapnya.

” Masukin sekarang yahh … ” pintaku.

Ayah menaiki tubuhku. Pahaku dikangkangkan lebih lebar. Memandu kontolnya mamasuki liang senggemaku. Labih dulu digesek-gesekkanya sebelum menekannya masuk.

Pelan tapi pasti kontolnya menerobos masuk. Menghujam makin dalam. Aku menahan napas. Sampai terasa mentok dipangkal rahimku. Diam beberapa saat lalu ia mulai menggerakkan maju mundur.

“Gede banget yahh ohhh ” aku mendesah lirih.
” Apa iya? Besar mana dari punya suami kakak?” Tanyanya.

” Gedean punya ayahhh …” Jawabku.

Ya kontol ayah memang besar. Liang senggemaku penuh sesak. Terasa sanggat mengganjal. Ketika digerakkan maju mundur gesekan batangnya menimbulkan rasa nikmat. Kenikmatan yang tak terlukiskan.

Tak bisa kugambarkan bagaimana emosiku ketika itu. Perasaanku bercampur aduk. Betapa tidak. Ditengah birahinya menyetubuhiku. Ayah tetap menunjukkan kasihnya sebagai ayah.

Ia memperlakukan aku seperti waktu kecil. Begitu lembut penuh kasih sayang. Namun secara bersamaan kontolnya terus menghujam keluar masuk diliang memekku. Kami juga terbawa dalam obrolan-obrolan yang menggairahkan.

” Akhirnya kita melakukannya yahh” Ucapku
” Iya. bagaimana perasaan kakak?” Tanyanya.

” Tak bisa diungkapkan yahh… Aku sangat menikmatinya” jelasku.

” Apa kakak tak menyesal?” Tanyanya.
Aku menggelengkan kepalaku. ” Bagaimana kalau aku ketagihan yahhhh…” Tanyaku.

” Kita bisa melakukannya kapanpun kamu mau” balasnya.

” Bagaimana dengan ayah, apa yang ayah rasakan?” Tanyaku pula.

Ia mengecup keningku lama sekali. “Ini Indah sekali sayang ….lebih dari sekadar nikmat. Tak bisa ayah ungkapkan bagaimana bahagianya mendapatkan ini dengan putri kecil ayah …

Ayah sangat beruntung punya anak sebaik kamu. Terima kasih nak …” Ujarnya.

Obrolan kecil itu makin menbangkitkan
birahi. Ayah makin gencar mengerakkan kontolnya keluar masuk dimemekku.

” Ahhh …. yahhh nikmaat yahhh” desahku.

” Nikmat ya nak kontol ayahh? Suka ya dikentot sama ayah?. Ucapnya padaku.

” Cium aku yah … Aku sangek …” pintaku. Kami berciuman jemarinya bergerilya dipayudaraku

” Puaskan ayah sekarang? Bisa ngentotin aku!
anak kadung ayah. Darah daging ayah sendiri! Sejak aku SMP kan ayah ingin memperkosaku …

Sekarang ayah bisa kontot aku sepuasnya … Cabuli aku kapanpun ayah ingin…” Bisikku pula.

” Sayang … Kau membuat ayah makin sangek … Ayah bisa cepat klimaks kau godain seperti itu” jawabnya. Membuatku senang menggodanya.

” Tahan yahh … Aku ingin berlama- lama … Aku ingin mencoba diatas yah” pintaku.

Kami lalu ganti posisi. Giliran aku yang di atas. Ayah memangku tubuhku. Saat mengarahkan kontolnya keliang memekku. Aku mengamatinya. Aku takjub tak menyangka saat tegang kontolnya
begitu besar. Seperti kontol orang Afrika.

” Yahhhh … Gede banget. Tapi kok bisa masuk ya …” Tanyaku.

” Ya bisa ta kan licin memeknya” jawabnya

” Waaww yahhh .. kontol ayah udah kayak bintang bokep negro”. Aku ketawa cekekikan.

” Dengan kontol inilah dulu ayah membuat kamu. Makanya dapat anak cantik kayak gini”pujinya.

” Anak cantik … terus ayah sangek melihatnya kan? Terus ayah kentotin. Puaskan ayah sekarang?” godaku.

Aku menggerakkan pantatku turun naik. Pada posisi ini kontolnya terasa begitu mentok. Tubuh kami berdekapan erat. Kelamin kami mengeluarkan suara seperti orang tengah berjalan dalam becek.

” Ahhhh nikmat yah …

Hamili aku yahh … Kita buat anak cantik. Biar besok ayah bisa kentotin lagi …” Godaku.

” Ngejek bener ya … Tapi kamu sukakan ayah kentot” balasnya gemas. Aku senang sekali menggodanya.

” Yah kenapa hubungan sedarah itu dilarang?” Tanyaku pula.

” Agama dan adat kita melarangnya” jelasnya.

” Apa alasannya?”

” Agar nasab keturunan itu jelas
dan dari hasil penelitian juga berisiko melahirkan anak yang cacat genetik karena kesamaan gen” jelasnya lagi.

“tapi aku menyukainya yahhh … Apa benar aku punya kelainan”. Tanyaku lagi.

” Entahlah … Ayah juga menyukainnya. Dan ayah ingin terus menikmatinya dengan kamu. Kita hanya perlu menjaga agar kamu tak sampai hamil”ucapnya lagi.

” Jangan- jangan ayah yang menularkannya padaku”.ucapku lagi.

” Mungkin saja. Karna darah ayah ada dalam tubuhmu” jawabnya.

” Apakah ada selain kita yang melakukan?. Tanyaku lagi.

” Tentu saja! Hampir setiap hari media memberitakan anak perempuan yang hamil oleh ayah kadungnya…

… Hanya saja disebutkan diperkosa. Apa iya diperkosa sampai bertahun-tahun?. Melahirkan anak. Mungkin saja mereka saling menikmatinya. Tapi begitu ketahuan sang anak hamil. Tentu keluarganya tak bisa menerimanya. Lalu membuat laporan pemerkosaan untuk menutupinya.”. Tandasnya. Ucapan ayah sangat masuk akan menurutku.

“Yah nanti keluarkan di dalam ya. Aku ingin merasakan” ucapku pula.

” Merasakan apa?”. Tanyanya.

“Merasakan sensasi sperma ayah masuk kerahimku” bisikku.

” Kalau begitu kakak harus menum obat setelah kita selesai nanti” jelasnya.

” Kalaupun ayah menghamiliku. Akukan bersuami. Tak akan ada yang tau kalau itu anak ayah. Hamili aku yahhh … Aku mohon …”. Ucapku menggodanya. Tentu saja aku tak serius tentang itu.

Aku diatas tubuh ayah

Godaanku itu seperti mencambuk birahinya. Tangannya mencengram kedua belah pantatku menggerakkannya maju mundur.

Ditekan-tekannya dengan kuat. Kontolnya menghujam makin dalam dirahimku. Kami mendesah- desah kenikmatan.

Namun tiba- tiba Iponeku berdering. Aku mengabaikannya. Tapi terus berdering beberapa kali membuat kami terganggu.

Aku menggapainya dan menggangkatnya.
” Hallo?” sapaku.

” Kak buka pintunya. Aku mau masuk” terdengar suara Ranti adikku.

” Emangnya kamu dimana sekarang” tanyaku.

” Di depan rumah”.ucapnya.

” Yah ada adek Ranti … Cepat ayah ke kamar mandi”. Kami kelabakan dan terpaksa mengakhiri kenikmatan itu.

” Bajingan benar- benar ini anak” ucapku kesal.

Kedatangan ranti membuat moodku tak baik hari itu, aku jadi uring-uringan.
“kenapa kamu kesini, emangnya tidak kulyah?”. Tanyaku dongkol
“dosennya tak masuk kak, lagian aku besok libur jadi pengen nginap disini ” jelasnya.

Aku semakin prustasi Ketika ia mengatakan akan menginap. Itu artinya aku tak bisa dekat dengan ayah sampai besok bahkan lusa. Aku semakin dongkol pengen rasanya mengusirnya waktu itu juga. Benar-benar menyebalkan!.

Aku bolak-balik dari kamar keruang Tengah. Apapun yang kukerjakan semua tak ada yang membuatku nyaman. Kulihat Ranti duduk manis depan TV sembari memboyong semua jajanan dari dalam kulkas.
“Ludes dah semua jajananku dimakan anak kampang ini”. Pikirku.

Tak biasa aku mempermasalahkan soal makanan saja. Karena aku bukanlah tipe orang pelit apa lagi kepada saudara sendiri. Tapi kemarahan ini lebih karena rasa prustasiku karena gairah birahiku yang tak sempat tertuntaskan.

Cukup lama aku bolak-balik Menguntitnya sudah seperti gosoan. Berharap ia pamit pergi main dengan temannya, atau ketiduran. Tapi sampai kakiku pegal ia masih saja selonjoran manis di depan TV menonton Camping Horror kesukaannya. Terkadang terdengar teriakan kagetnya saat melihat penampakan pocong di layar TV.

Aku tak sabar lagi menahan gairahku. Tak ada tanda ia akan pergi ataupun mengantuk. Karena itu aku putuskan melakukan hal nekad. Ketika kulihat ayah ke dapur membuat Kopi aku langsung menyusulnya.

“Mau ngapa yah?” tanyaku. Aku tempeli tubuhku pada ayah dari belakang. Tanganku langsung meraba kontolnya.

Ia tampak kaget melihat kehadiranku “ ehhh … anu .. ayah mau buat kopi kak …” jelasnya.
“ohh .. sini kakak bantuin”. Balasku pula. Aku langsung jongkok dihadapannya. Aku Tarik bagian depan celana pendeknya, aku keluarkan kontolnya. Sebentar aku kocok-kocok lalu aku masukkan kedalam mulutku mengoralnya. Gairahku memburu karna napsu.

“ kak … ada adikmu lho … nanti ketahuan” tegur ayah. Ia gelisah tak nyaman. Aku terus saja mengoralnya kontolnya keluar masuk dalam mulutku, kujilati ujungnya dengan lidahku.

“Ah sttt kak … jangan disini nanti kedapatan adikmu “ cegah ayah sembari menahan kepalaku.
“dikamar mandi saja yah … ayah tunggu aku disana. aku mau bilang keranti dulu kalau mau mandi”. Balasku. Aku bergegas keruang Tengah mengambil handuk dan perlengkapan mandi lainnya.

“ Ran kakak mau mandi sekalian luluran… kalau ada yang mencari bilang saja kakak lagi ngak ada ya? kasihan nanti kelamaan nunggu”. Ucapku.
“ya kak” ucapnya sembari terus menatap layer TV.

Aku bergegas masuk ke kamar mandi disana ayah sudah menungguku. Aku hidupkan Kran air dengan durasi full. Air mengucur kencang agar menyamarkan suara aktifitas kami. Aku lalu melepaskkan pakaian satu persatu hingga bugil. Aku jongkok didepan ayah kembali mengoral kontolnya. Ayah mendesah-desah kenikmatan ia membungkukkan tubuhnya meremas-lemas payudaraku.

Tak ingin berlama-lama aku meminta ayah duduk dikloset. Kloset duduk itu kali ini terasa menjadi berkah buatku. Ayah lantas duduk di atasnya Kontolnya mengacung dengan gagahnya. Kontol kekar itu Kembali membuatku tak tahan untuk tidak menghisapinya.

Aku Kembali mengoralnya sembari membasahi dengan ludah agar licin. Lalu mendudukinya, mengarahkannya keliang kewanitaanku. Ketika kutekan pantatku perlahan tapi pasti kontolnya menghujam masuk. Sesak sekali rasanya seperti tak ada ruang sedikitpun tersisa dari celah kewanitaanku.

Aku memeluk tubuh ayah dengan erat. “ Yahhh … gede banget…” pengakuan itu Kembali terucap dari mulutku.
Setelah lobangku terasa cukup menyesuaikan diri dengan banda asing itu. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur yang membuat otomatis kontol ayah bergerak keluar masuk diliangku. Geseskan kontol ayah diliangku terasa begitu nikmat membuat Aku semakin liar menggerakkan pantatku.

“oohhhhhh nikmatt … nya yahhh…” aku mendesah-desah meresapi kenikmatan itu.
“puaskan dirimu nak” bisiknya sembari mengusap- usap punggungku dengan penuh kasih sayang.

“bagaimana rasa memekku yah…” tanyaku.
“nikmat … banget nak” jawabnya.
“cium aku yahhh … aku sangek …” pintaku.
Ayah menuruti permintaanku kami lalu berciuman dengan panas. Ayah mengecup bibirku, menghisap-hisap lidahku. Gairahku makin tak terkendali. Makin kusadari tabunya hubungan kami itu semakin gairahku menggelora.

“ yahhh… apa kita berzina?” tanyaku.
“ ya begitulah…” jawabnya
“apa ayah puas bisa menzinahiku?, menzinahi anak kandung ayah sendiri … merobek-robek kehormatan darah daging ayah sendiri? …
“ oohhhh yahhh … terus zinahi aku yah … zinahi anak kandung ayah… aku suka dizinahi ayah … puaskan memekku yahhh “.aku meracau mengepresikan suasana emosiku meresapi persetubuhan sedarah itu.

Sengaja kupilih kata paling kotor itu untuk mengambarkan ledakan birahiku saat disetubuhi oleh ayah. Pengakuan pada kedekatan status kami sebagai ayah dengan anak kandungnya. Makin kusadari tabunya perzinahan itu semakin gairah kami menggelora untuk melakukannya. Kata-kata kotor yang terungkap itu bagaikan pecutan birahi membuat gairah kami berkobar-kobar. Membuat persetubuhan kami semakin liar. Kontol ayah mengobrak-abrik liang memekku.

“yahhhhhh aku tak tahan … aku mau sampai ahhh…. “

aku mendesah Panjang, aku merasakan Rasa nikmat makin terpusat dipangkal rahimku. Aku memejamkan mata meresapinya. Pantatku bergerak makin kencang. Tubuhku kaku beberapa saat. Bibirku mengecup kencang bibir ayah. Kenikmatan itu terasa sampai ke otakku.
“ ayo nak selesaikan ….puaskan dirimu” bisik ayah pula. Kedua tangannya membantu menggerakkan pantatku maju mundur dengan lebih cepat.

“ayaaaahhhhhhh … ahhhhhh ……”. Aku merasakan letusan kenikmatan dari liang rahimku yang berkedut-kedut melepaskan orgaisme.
Bersamaan dengan itu juga ayah mendapatkan klimaksnya.
“cabut kak … aayahhh keluarr … ahhhhh ….” Desahan Panjang keluar dari mulutnya. Batang kontolnya terasa berkedut-kedut mengeluarkan spermanya.

Aku mengabaikan permintaanya karna masih terbuai pada kenikmatan yang tengahku rasakan. Justru makin kuat menekan-nekan pantatku. Terasa hangat Ketika benih calon adik-adikku itu tumpah dirahimku.

“ohhhh yaahhhh … nikmat banget hhhh … aku suka banget! puas banget bisa merasakan sperma ayah dirahimku … semoga aku hamil ya yahhh”. Bisikku tubuhku terasa lemas, persetubuhan itu telah menguras energiku.
“ jangan sampai hamil … nanti harus minum obat”. Balasnya. Kami tersenyum puas ayah lalu ngacir dari kamar mandi.

Persetubuhanku dengan ayah pertama kali ini memberikan kesan yang luar biasa, membuatku ingin Kembali mengulanginya. Ternyata benar pengakuan yang kudapat dari mereka yang pernah melakukan incest. Sensasi hubungan sedarah itu memang beda. Walaupun secara kenikmatan tak jauh beda, tapi ada kepuasan yang beda. Yang aku sendiri sulit menjelaskannya.
Aku tak menceritakan kejadian hari itu kepada suamiku. Entahlah malu rasanya untuk menceritakannya walaupun ia yang awalnya memulai memintaku untuk melakukannya.

Sejak kejadian pertama waktu itu dua hari aku tak berhubungan dengan ayah, kami terpaksa menahan diri karena selama itu Ranti menginap dirumahku. Pernah aku dekati ayah mengajaknya berhubungan ia menolak karena takut ketahuan pada adikku itu.

Sore itu Ranti pamit pulang ke kosannya karena besok ada jadwal kulyah. aku senang sekali melempar senyum ke ayah penuh arti saat mengantar Ranti ke depan pintu. Namun karena ada suamiku juga dirumah waktu itu kami masih tak bisa melakukannya.

Malam harinya saat Tengah berhubungan dengan suamiku ia Kembali menyampaikan keinginannya melihatku berhubungan dengan ayah. Ia sengaja tak menyelesaikan tugasnya membuatku kentang.

“ teruskan mas … aku belum keluar nih!” pintaku.

“setelah kamu ngentot dengan ayahmu kita lanjutkan lagi”. bisiknya.

“ kok gitu? jangan ah … aku ngak mau!…”. Balasku. Seketika itu juga jantungku berdebar-debar membayangkan Kembali berhubungan dengan ayah.

“ udah ngak usah membantah!” tegasnya lagi.

Setelah membersihkan diri, dengan hanya memakai daster pendek sepaha suamiku memintaku mendatangi ayah dikamarnya.

“ kalo ditanya bilang aku sudah tidur ya …” intruksinya.

“ nanti aku rekam … ambil posisi yang bagus ya … biar hasil videonya nanti bagus” tambahnya lagi

“buat apa mas … “ tanyaku.

“nanti juga kamu tau … oh ya pakai ini dibagian dalam dastermu”. Ia langsung saja mengaitkan Audio Recorder pada darterku bagian dalam.

“untuk apa ini?” tanyaku penasaran.

“ini perekam … nanti pas main dastermu tak usah dilepas, singkapkan saja … alat ini untuk merekam suara saat kalian berhubungan, Kamu harus banyak mendesah memanggil ayah … agar nanti videonya nanti jelas identidasnya” intruksinya membuat aku bingung.

“identitas apa sih” aku minta penjalasan.

“ aku ingin membuat video incest yang nyata. Sekali tonton saja video ini langsung tau kalau pelakunya benar-benar ayah dengan anak kandungnya, Paham! … udah pergi sekarang” ujarnya sembari mendorongku.

Aku langsung masuk ke kamar ayah mendapatinya tengah berbaring sembari mengotak- atik HP nya dan langsung bangkit duduk saat melihatku kedatanganku.

“ kak … ngapa kesini? nanti suamimu tau” ujarnya.

“ mas sudah tidur yah … pokoknya aman! aku kangen ayah…”. Bisikku sembari memeluknya.

Kami berpelukan ia menciumi wajahku dan bibirku jemarinya meremas-meras payudaraku.

“jilat memek aku yah …” pintaku. Memekku sudah terasa licin dan gatal karna terangsang. Aku berbaring di kasur dengan posisi mengangkang. Ayah menciumi memekku penuh napsu dan menjilatinya dengan rakus, aku mengerang-ngerang kenikmatan. Aku mendekap erat kepalanya sembari memangil-mangilnya.

“ ohhh terus yahh … ohhh nikmat yahhh ahhhh “. Pantatku bergerak liar karna kegelian.

“bagus banget memeknya kak … ayah suka jilatin kayak gini” pujinya.

Ayah lalu menaiki tubuhku dan memasukkan kontolnya keliang memekku. Aku mengerang keras Ketika ia menggerakkannya keluar masuk. Ia mengenjotku sembari terus menciumi wajah dan bibirku. Ia begitu gemas seperti ingin menelanku bulat-bulat.

Dari balik pintu kulihat suamiku memberikan jempolnya menyemangatiku. Ia terus merekam persetubuhanku dengan ayah. Aku semakin bernapsu disetubuhi ayah. Sebuah fantasi yang luar biasa kurasakan saat tubuhku dingumuli di depan suamiku. Terlebih lagi yang melakukan ayah kandungku sendiri. Gairahku seperti meledak-ledak melakukannya.

Kami berganti posisi, sekarang giliran aku yang di atas. Aku menggerakkan pantatku maju-mundur sesekali memutar kekiri dan kanan. kontolnya terasa menghujam begitu dalam mengobrak-abrik liang kewanitaanku. Aku mendesah-desah dengan keras sesekali kupalingkan wajahku kearah pintu dimana suamiku berada. Kuleletkan lidahku dengan mimik sangek.

Aku sudah tak tahan rasa kenikmatan itu berkumpul kepangkal rahimku. Aku akan segera klimaks

“yaahhhh …aku keluar ahhhhh ….” Aku mengerang keras. Pantatku menghujam begitu kuat. Tubuhku kejang melapaskan orgaismeku. Tak mau ketinggalan ayahpun klimaks menyemprotkan spermanya keliang rahimku. Ia mendesah-desah kenikmatan sembari menghentak-hentakkan kontolnya makin dalam kerahimku. Kedua tangannya mencengram pantatku dengan kuat. Spermanya terasa berkedut-kedut membanjiri liang rahimku, terasa hangat dan begitu nikmat.

Aku terkulai lemas tengkurap diatas tubuhnya menikmati sisa-sisa kenikmatan. Kontolnya masih belum lepas dari memekku. Sesekali terasa berdenyut-denyut Ketika ia menggerakkkanya. Kamipun terlibat obrolan.

“yahh … kok belum mati sih …” tanyaku.
“ iya … betah banget kontol ayah dimemekmu kak”. Jawabnya sembari ketawa.

“hmmm … senangnya ngentotin anak kandung sendiri …?”. Godaku pula.

“ senang banget kak … kamu anak ayah yang baik, tapi … kita harus hati-hati jangan sampai seorangpun tau tentang ini …”. Balasnya sembari menciumi rambutku. Aku merasakan ada kekhawatiran dalam ucapannya. muncul keinginan dihatiku untuk memberitahu ayah tentang kejadian yang sebenarnya.

“yah bagaimana kalau suamiku tau kita behubungan gini?” tanyaku ingin tau reaksinya.

“ jangan sampai kak! … bisa habis kita, mau ditarok dimana muka ayah”. Jawabnya suaranya agak bergetar.

“hmmm ayah malu ya ngentotikan aku … bukannya senang ?” tanyaku pula.

“ hmmm ayah senang bisa melakukan ini dengan kamu … tapi kalau orang lain tau kita berhubungan, seorang ayah menyetubuhi anak kandungnya sendiri … apa kata orang”. Ucapnya lagi.

“bagaimana kalau suamiku tau tapi ngak marah…?” tanyaku lagi.

“ ada-ada saja! mana ada orang tak marah istrinya selingkuh … apa lagi dengan ayahnya sendiri”. Jawabnya pula.

“ bisa aja! ayah kan tak merebutku darinya kan cuma make doank …” balasku tampa dosa.

“make doang!. mana ada orang istrinya boleh di kentot sama orang lain”. Jawabnya pula.

“ tapi mas ngak pernah marah sama aku yah. Lagian inikan aku yang mau. apa salahnya aku menyenangkan ayahku sendiri”. Ucapku pula.

“ ayah bisa dibunuh kalau suamimu tau ayah menyetubuhi kamu” balasnya pula.

“ ayah tenang saja … aku malah berharapnya ia tau dan mengizikan ayah ikut menyetubuhiku kapan ayah mau”. Ucapku pula sambari tertawa.

“kamu gila … udah sana … entar suamimu bangun!” ujarnya sembari melepaskan diri dari dekapanku.

Aku langsung disambut suamiku ketika Kembali ke kamar. Dengan penuh birahi ia menyetubuhiku. Sisa sperma ayah diliangku menjadi pelumas persetubuhan kami. Ia menyetubuhiku dengan brutal.

“Ohhh … aku sangek berat mengintintipin kalian … nikmat ya ngentot dengan ayah kandungmu sendiri?, suka kan kamu dikentot ayah kandungmu?, puaskan memek lontemu?, ahhhh … aku pengen spermaku dengan sperma ayahmu bercampur dirahimmu … ahhhh ”. ia maracau tak karuan sembari terus menghentak-hentakkan kontolnya diliang memekku. Sampai akhirnya lemas setelah mengeluarkan spermanya diliang memekku.

Aku tersenyum puas “ nikmat sayang … apa kamu puas?” bisikku sembari menciumi bibirnya dengan sayang.

Keesokan harinya setelah suamiku berangkat kerja. Aku tinggal berdua besama ayah dirumah. Ketika itu aku Tengah berbaring dikamar menatap layar HP menonton tik tok, tiba-tiba ayah masuk ke kamarku langsung saja menyingkapkan dasterku, lalu meremas-remas payudaku dan menghisap-hisap pentilnya.

“ahhh geli yahhh …” ucapku.

Tak banyak bicara langsung saja ia menarik lepas celana dalamku, menciumi bukit memekku lalu dengan napsu mengoral liang kewanitaanku. Membuat gairahkuterpancing. Memekku mengeluarkan cairan pelumasnya tanda siap untuk dimasuki.

Tak tahan lagi ayah lalu menindih tubuhku dan menghujamkan kontolnya keliang memekku. Lalu menggerakkannya maju maju mundur. Aku mendesah-desah kenikmatan. Kontol ayah menghujam dengan ketat dan terasa begitu dalam menyentuh kedasar liang rahimku. gesekan maju mundur yang dibuat ayah mendatangkan rasa nikmat tak tarkira.

“ ohh … terus yahhh … nikmat ahhh… terussss !. Mu.. lai sekarang … ayah bisa bebas ngentotin aku yah …”. Ucapku disela desahanku.

“bebas bagaimana kak …”, tanyanya.
“ iya … suamiku sudah tau hubungan kita …” .ujarku pula. Ia kaget sontak saja ia menghentikan ngenjotan kontolnya dimemekku.

“ suamimu sudah tau?”. Tanyanya.

“iya yah … semalam ia terbangun… dan ia melihat kita Tengah berhubungan … “. Jelasku.

Wajah ayah tampak berubah, ia begitu terkejut. kontolnya langsung mati dan lepas dari memekku. Ia lalu bangun dan menatapku sepeti tak percaya.

“ yahhh tanang… jangan panik … ia tak marah kok”. Ucapku berusaha menenangkannya.

“tak marah bagaimana ? “ tanyanya pula.

Akupun menjelaskan kepadanya bahwa suamiku sudah tau hubungan kami itu dan tak mempermasalahkannya, bahkan mengizinkan ayah ikut menyetubuhiku sesekali saat ia membutuhkannya dengan alasan membalas jasa ayah yang telah membesarkanku. tapi aku menutupi keberan yang sebenarnya. Kalau suamikulah yang menginginkan aku berhubungan dengan ayah, demi menjaga Marwah suamiku.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page