obsesiku Bersama suami threesome PART 2

Kejadian hari itu membuat mentalku sedikit Down dan ragu untuk melanjutkan permintaan gila suamiku sebelumnya. Mungkin juga karena tadi aku sudah klimaks. Jadi gairah untuk bercinta hilang.

Jika awalnya aku begitu menggebu ingin menceritakan kejadian itu pada suamiku. Jadinya aku tunda untuk menyampaikannya padanya.

Hingga malam harinya, suamiku kembali mengajakku berhubungan. Bahkan ia telah mengganti lampu tidur kami dengan yang lebih terang. Katanya agar ayah lebih jelas melihat kami ketika berhubungan.

Ia kembali menunjukkan kepadaku video- video persetubuhan antara ayah dan putri kandungnya. Dengan menjelaskan kepadaku detail lokasi kejadiannya.

” Lihat sayang …anaknya begitu menikmatinya. Pantat ayahnya sampe ditekan- tekan gitu” jelasnya.

Ya dalam video itu keduanya sangat menikmati persetubuhan mereka. Tak terlihat ada paksaan bahkan anaknya mengerakkan pantatnya maju mundur mengimbangin gerakan sang ayah.

” Kamu harus mencobanya sayang … Aku pengen melihatnya” ujarnya lagi.

Aku mulai terangsang, jika tadi aku mulai ragu untuk melanjutkan permintaannya. Sekarang tekad itu kembali lagi. Dan akupun menunjukkan video kejadian pagi tadi kepada suamiku.

Ia tampak kaget sekaligus senang. Video ayah yang tengah menjilati memekku diputarnya berulang-ulang. Wajahnya tampak tegang. Lalu memintaku untuk menceritkan detail kejadiannya.

Seking senangnya ia mendekap tubuhku erat-erat sembari menciumi wajahku berkali-kali.

” Makasih sayang, kamu memang istriku baik dan patuh. Oh ya malam ini aku ingin melihat kamu bersetubuh dengan ayah” ucapnya membuat aku terkanga.

Dadaku berdebar-debar. ” Gimana caranya … Aku belum siap sayang … Aku takutt …” Ucapku.

” Eh dengar. Kejadian siang tadi itu sudah menghapus batasan antara kamu dan ayah. Sekarangkan kita sudah tau, ayah juga napsu sama kamu … Kapanpun kamu datang ayah pasti senang” jelasnya.

” Setelah ini kita bersetubuh dulu, aku yakin ayah akan mengintip lagi. Nah nanti saat ia tengah terangsang waktu itulah kamu datangin. Dan bilang kepadanya aku sudah tidur. Nanti aku mengintip kalian bersetubuh”. Ucapnya.

Aku tak bisa berpikir lagi, ketika ia memintaku berjanji untuk mendatangi ayah malam itu aku cuma bisa menerimanya. Ia tampak senang dan bergairah sekali. Ia menelanjangiku, mencumbuku. Lalu menyetubuhiku. Seperti yang kami perkirakan, saat kami tengah bergumul ayah mengendap dibalik pintu mengintip persetubuhan kami.

Aku memberi tahu suamiku. Membuatnya semakin bergairah mengenjotku. Tapi beda dari biasanya kali ini kami berhubungan tak lama. Saat aku gairahku lagi tinggi-tingginya ia langsung saja berhenti.

” Udah sayang aku ngantuk … ” Ucapnya.
Aku kaget ” jangan dulu sayang … Tanggung nihh …” Jawabku kacewa.

” Nanti kamu bisa lanjutkan dengan ayahmu. Aku mau pura-pura tidur ….oke?” Bisiknya ditelingaku.

” Tapi sayang ….aku takut …” Selaku.

” Ingat tadi sudah berjanjikan. Kamu jangan membuatku marah ya!!!” Ancamnya.

Setelah membersihkan diri, aku bingung suamiku terus mendesakku. Bahkan ia sampai mendorongku dengan kasar agar pergi menyaperin ayahku.

Karna tak ada pilihan lagi. Akhirnya kubulatkan tekadku. Karena sebenarnya aku juga penasaran ingin merasakan bersetubuh dengan ayah. Tapi akal sehatku masih berpikir untuk tidak melakukannya. Tapi dikondisi seperti itu. Aku pikir mungkin ini kesempatanku untuk mewujudkannnya.

Aku dekati suamiku ” sayang kamu yaqin dengan hal ini … Apa nanti tak menyesal? ” Tanyaku. Dadaku telah bergemuruh waktu itu membayangkannya.
” Yaqin sekali … Dan aku janji makin sayang padamu” tegasnya mantap.
” Baiklah ini demi kamu …ingat itu” ucapku pula. Ia memelukku dan menciumku berkali-kali.

Kumantapkan hatiku, kusemprotkan parpum ketubuhmu, lalu aku langkahkan kakiku ke kamar ayahku. Darahku terasa mengalir kencang sampai aku berkeringat.

Ku dorong pintu kamarnya lalu masuk dan menutupnya kembali. Sengaja kusisakan celah untuk suamiku mengintip.

Ayah tengah baring. Ia terkejut dengan kedatanganku. Aku duduk disamping tubuhnya, saat ia akan bergerak bangun aku memintanya untuk tetap berbaring.

” Ngapa kesini kak …” Tanya nya.

” Yah aku pengen kayak siang tadi …” Bisikku. Tanganku langsung masuk kebalik celana pendeknya mendapati kontolnya lalu kukocok perlahan.

” Kak suamimu …” Tanya ayahku

” Sudah tidur yah …” Bisikku. Lalu membawa tangannya untuk meremas payudaraku.

” Kunci puntunya dulu kak ” ujarnya.

Aku tak mau memberi kesempatan padanya. Karena waktu itu suamiku tengah mengamati kami dari celah pintamya
.
Saat mendatangi ayah ke kamarnya

Kuloloskan kontol ayah dari balik celananya lalu kuhisapi kontolnya. Ia mendesah keenakan. Ia menarik pantatku kearahnya. Disingkapnya darterku lalu balas menjilati memekku. Secara otomatis kami terbawa keposisi 69. Aku menghisap kontol ayah, sementara ia menjilati memekku.

Sesekali aku melirik kearah suamiku yang tengah mengamati kami. Tak puas diposisi itu aku lalu berabaring menelentang. Dan meminta ayah menjilati memekku.

” Terus yaahhh ….ahhhh … ” Erangan- erangan kenikmatan tak pernah putus dari mulutku.

Ayah merentangkan kedua pahaku. Diciuminya bukit kecilku. Hidungnya diselipkan dibelahannya menghirupnya dengan sangat dalam.

Lalu menjilatinya. Cairanku yang keluar dijilatinya. Ia menghisap dan mengnyedotnya.
Terdengar bunyi seperti tengah menyerubut Kopi panas.

” Udahhh yahhh … Masukin aja, kakak ngak tahan …”

Aku memintannya untuk segera menyetubuhiku. Aku tarik tubuhnya agar segera menaiki tubuhku.

Namun ia masih betah berlama-lama mengoral memekku. Lidahnya menerobos masuk mengelitik liangnya. Aku mengelinjang kegelian.

” Yahhh …. Udahhh … Nanti kakak keburu keluar ahhhh …” Aku mengingatkannya. Andai ia paham bahwa itu adalah kelemahanku. Aku tak pernah bertahan lama jika dioral. Hanya suamiku yang paham itu. Biasanya jika mengoralku. Ketika aku minta berhenti, ia paham kalau aku akan segera klimaks. Kami lalu melanjutkan dengan persetubuhan.

” Indah bener memeknya kak … Rasanya ayah pengen jadi semut biar tinggalnya dalam sini aja” pujinya.

” Ayah ada-ada aja, emang memekku gula” balasku

” Dulu waktu kakak masih SMP memeknya ngak setebal ini …” Ujarnya lagi membuatku kaget.

” Emangnya ayah pernah lihat, Kok kakak ngak ingat? ” kejarku pula.

” Ya memang ngak ingat … wong ayah lihat pas kakak tidur” jawabnya sembari tertawa.

” Iiiiii ayahhhh … Kok bisa! … Iiiihhhhh ayah cabul ya …?”.kejarku yang dibalasnya dengan tawa.

Sungguh tak kusangka ayah pernah melecehkanku. Bahkan aku tak pernah tau kalau tak mendengar pengakuan langsung darinya.
Tunggu saja! akan aku introgasi dia. Tapi saat itu aku tak bisa lagi berpikir. Karena ia kembali mengerjai memekku

” Udah yahhh… Uddaaaahhhhh ahhhhh! Kakak ngak taha..aaann… Masuin sekarang ….” Pintaku. Saat itu aku sudah merasakan denyutan kenikmatan mendesak keluar dari liangku.

Kolistorisku terasa gatal dan makin sensitif. Sentuhan lidahnya makin membuat geli dan nikmat.

” Yahhhh stop … ” Aku mendorong kepalanya agar menjauh dari selangkangankku. Tapi ia mendekap erat kedua pahaku. Dan makin gencar menggelitik kolistorisku.

Dan pada akhirnya, Pertahananku jebol juga.
Aku mengeram seperti suara sapi disembelih. Tubuhku mengejang melepaskan orgaismeku. Ayah menyedot belahanku dengan sangat kuat. Membuatku kelojotan lalu terkulai lemas.

” Yahhh kenapa dikeluarin …” Rintihku, napasku memburu.
Terakhir

Setelah klimaks itu gairahku berkurang. Memekku terasa ngilu ketika disentuh. Sepertinya setan yang tadinya menggoda mungkin juga sudah pergi. Pikiranku kembali normal muncul rasa cemas dihatiku. Seketika aku ragu untuk melanjutkannya.

” Tian apa yang kamu lakukan … Apakah kamu mau berzina dengan ayahmu … apa tak takut dosa? Apa mau hamil, mengandung benih ayahmu sendiri! Hentikan! ” demikian suara hatiku.

Bermacam pikiran burukpun mencemaskanku. Aku jadi teringat rumor ditengah masyarakat bahwa ada kejadian anak berhubungan dengan ibunya dan mereka tak bisa lepas antara satu sama lainnya, itu membuatku semakin takut.

Ayah menindih tubuhku. Pahaku direntangkannya. Ia mengesek-gesekkan kontolnya dibelahanku. Aku makin cemas tapi takut untuk menghentikannya. Saat ia menekannya masuk aku merapatkan pahaku menahannya.

“Kenapa kak …” Tanyanya heran

” Yahhh … Jangan! Apa kita boleh melakukan ini. Aku takuuut …! Cegahku.

” Lho kenapa?” Tanya nya.
” Aku takut ini menjadi aib dalam keluarga kita” jawabku pula.

” Kan ngak ada orang lain yang tau” balasnya.

” Tapi apa nanti tidak jadi karma pada anak cucu kita! Ayahkan paham agama. Aku takut yahhh …” Jelasku. Ia seperti tertampar mendengar mendengarnya.

” Tapi sudah sejauh ini kak …” Ucapnya.

Kami terdiam membisu. ” Bukannya tadi kakak yang menginginkan! Trus kenapa ngak jadi?” Tanyanya. Membuatku serba salah.

” Maaf yaahh … kakak mamang pengen tapi takuutt … Kakak bantu kocoin aja ya?. Biar setelah itu ayah bisa tenang” tawarku padanya.

” Sudah sejak lama ayah mengimpikan bisa mengesek kontol ayah di punya kakak” jawabnya. Ia tampak kacewa padaku.

” Hmmm ya sudah digesek-gesikin aja yah … Biar sperma ayah bisa keluar. Tapi jangan sampai masuk”. Pintaku.

Aku teringat pelajaran agama yang pernah disampaikan guruku. Selama belum sampai masuk kelamin lelaki kedalam kelamin perempuan masih masuk katagori zina kering. Makanya aku minta memintanya begitu.

Aku tak tega meninggalkannya begitu saja. Akulah yang memulai. Tadinya aku sudah sanggat yaqin untuk melakukannya. Tapi setelah merasa telah terpuaskan. Aku jadi ragu lagi melakukannya. Kasihan ayahku.

Walau ragu ia langsung menyetujuinya. Aku berbaring menelentang merentangkan kedua pahaku. Ayah menindih tubuhku. Ia menggesek- gesekkan kontolnya dimemekku. Ia mengontrol dengan jemarinya agar tak masuk terlalu dalam. Hanya kepalanya saja yang diselipkan dibelehan memekku.

Ia mengerakkan pantatnya maju mundur dengan hati-hati. Pentil susuku dihisap- hisapnya. Aku membairkan ayah memuaskan dirinya.

” Ahhh geli yahhh … Jangan kuat- kuat menekannya…” bisikku.

Ia menarik kembali kontolnya setiap kali masuk masuk. Lalu memasukkannya kembali. Aku mendesah- desah mendekap tububnya. Walaupun tak masuk sepenuhnya tapi gesekan kepala kontolnya dibelahan memekku membuatku kegelian.

” Cepat keluarin yahhh kakak sudan pengal … Keluarin diperut aja” ucapku.

Gesekannya semakin cepat. Tekanan tubuhnyapun makin berat menekan tubuhku. Tubuhnya terasa makin kaku. Desahan keluar dari mulutnya. Sepertinya ia akan sengera menyelesaikan pekerjaannya.

Hentakan pantatnya makin tak teratur. Beberapa kali kurasakan kontolnya terdorong lebih dalam. Aku menahannya dengan tanganku.

” Kak … Ayah mau keluar …. Ahhhhh” bisiknya. ia menghentak-hentakkan pantatnya. Kontolnya tertekan lebih dalam lagi bahkan separuh kontolnya masuk keliang kewanitaanku.

” Yahhhh… Jangan ditekan … Udah masuk ini” protesku.

Aku panik berusaha menjauhi pantatku. Namun ia terus mendekapmu lebih kuat. Barangkali karena nikmat yang dirasakan ia terus menekannya.

” Ahhhh ….yahhhh …..
Aku mendesah, Kontolnya melasak masuk makin dalam. Bersamaan dengan itu ia klimaks.

” Ahhhhh kakkkkk …..ahhhhh ….” Ia mengerang panjang.

” Yahhhh… Jangan keluarin didalam … Cepat cabut” pintaku. Sontak aku mendorong tubuhnya tapi aku kalah tenaga. Bantang kontolnya terasa berkedut-kedut menyemprotkan spermanya diliang kewanitaanku.

“Iiiiii ayahhh …. Kok dimasukin sihh ….kan kakak sudah bilang jangan dimasukin … Ya ampun mana disemprot di dalam lagi” ucapku panik

Aku bergegas kekamar mandi. Disana aku jongkok mengeluarkan spermanya. Perasaanku tak menentu waktu itu.

” Ohhh tidak! apa yang terjadi … Sperma ayahku dirahimku … Jangan sampai aku mengandung anak ayahku sendiri!.

Aku telah bermain api sekarang aku terbakar sendiri. Di balik pintu kamar semuaku pastinya bingung melihat persebuhan kami yang aneh.

“Maaf suamiku aku belum bisa membarikan tontonan menarik sesuai keinginanmu. Andai saja ayah tak menunda- nunda hingga aku klimaks lebih dulu, tentu akan lain ceritanya.

BERSAMBUNG

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page