ANTARA AKU DAN MANTAN ISTRIKU PART 2

“Aaaakkkhh sakit mass… Sakit stop.. massss rezaaaa… Uuuuuu😭”ucap Anissa.
“Sakit masss Anissa gak mau… Uuuuu😭.. perih…”ucap Anissa kembali

Ko dia bilang sakit.. apa kah ukuran penis ku lebih besar dari si Satrio atau mungkin Krn badan nya masih menolak sehingga otot otot vagina nya mengencang tegang. Aku pun menghentikan menekan lebih dalam penis ku walau hanya baru masuk setengah nya.

“Anissa… Anissa sayang.. jangan di lawan Anissa.. lemesin ya Anissa… Terima saja.. klo badan kamu terus tegang tak menerima begitu otot otot vagina kamu akan mengirimkan reaksi rasa sakit.. lemesin aja ya Anissa…”ucap ku sambil mengecup dahi Anissa..

Perlahan ku lihat ekspresi nya mulai tak lagi menegang, dan terlihat sedikit rileks.

“Ia begitu Nissa… Lemesin saja tubuh kamu jangan di tahan ya… Pinterrr…”ucap ku mencoba menghibur nya dan sekali lagi mengecup dahi Anissa..

(Ko aku Seperti sedang memerawani anak gadis ya? Fikir ku bingung )

Aku tak memaksakan untuk langsung menekan habis penis ku ke vagina Anissa.. ku diamkan sejenak setengah penis ku di dalam vagina nya agar otot otot nya mulai membiasakan diri..

Setelah ku rasa Anissa mulai rileks dan otot vagina nya mulai kembali lembut, aku pun mencoba menarik keluar sedikit penis ku lalu ku tekan lagi perlahan , ku ulang sampai Anissa terbiasa .. setelah ku rasa cukup aku mulai kembali menekan penis ku dalam ke vagina milik Anissa..

“Jangan di tahan ya Anissa.. lemesin aja ya… Mmmmmmmm”ucap ku sambil perlahan menekan masuk kembali.
“Mmmmmmmm.. masssukkkk maaaasssss…..uuuuuhhhhh…. Mmmmmm”ucap Anissa terlihat mulai rileks.
“Nah gituuu…. Mmmmm…. Mas lanjut yaaaa…… Uuuuuuhh..”ucap ku.
“iaaa mass… aaaaahhhhh…mmmmmmmmm…sssssssssshhhhhhh.. dalam sekali masss..sssssss” racau nya…
“Uuhhhh vagina kamu nikmat sekali Anissa….. Mmmmmm” ucap ku sambil mencari tempo yang pas untuk mulai memompa penis ku di vagina nya..
“Mmmmmm… Ia maassss.. penis mas jugaaa… Uuuhhhhh… Besarrrrr sekali..mmmmm vagina Nissa awal nya se akan mau robek… Mmmmm… Uuuhh” ucap nya sambil mendesah…

Kini nafas Anissa mulai tampak berat, irama nya memburu tapi tampak lambat, pinggul nya pun mulai bereaksi.. aku pun mulai memompa penis ku..

“Uuuhhhh nissaaaaaaa…” Racau ku.
“Maassss rezaaaa.. uuuuhh.. aaahh..aahh..uuh..aahh..” desah Anissa saat ku mulai memompa penis ku dengan kecepatan sedang..

Tak ada lagi suara jerit tangis … Yang tersisa suara desahan kami serta bunyi khas nya… Plokk plok plok plok plok……

“Eeeennnaak masss… Uuuhhhh…. Aaaaahhh…. Aah..ahh…. Uh..aaah.. mmmmmm” racau nya..
“Mmmmmm… Sssshhhhh… Terus maass… Sssshhhhh… Uuuhhhhh”.
“ia nissaaaa….mmmmmm ia begituuuu…. Pinggul kamu mulai mengikuti alur nya…. Sss….aaah legit banget vagina kamu nisssa…” Ucap ku.
“Aaaakkkhhhh… Masss akhhhuuuuu mauu pipiss mass…. Uuuuuhhhh…sssshhhh” ucap Anissa berbisik.
“Mmmmmm.. udh pipis aja Nissa… Lepasin aja… Gpp.. mmmmmm…aaaaahhh” ucap ku sambil terus memompa penis ku.

Saat ku rasa badan Anissa mulai menegang… Pinggul nya mulai terasa seperti akan melengkung terangkat, di sertai nafas yg semakin memburu. Ku cabut penis ku, dan…

Seerrrrrr…..creeeeet..creeettt…seeeerrrrrrr….

Anissa pun tampak mencapai orgasm nya.. vagina nya menyembur dengan deras dan kencang..

Ku diam kan beberapa saat untuk membuat Anissa merasakan dulu nikmat dari rasa orgasm nya. Pinggul nya melengkung indah ke atas di saat badan nya sedang posisi mengangkang membuat tampak indah tersendiri.. nafas nya nampak ngos ngosan… Seperti habis berlari bermil mil jauh nya, badan nya berkilauan dari keringat dan seberapa terkena cipratan cairan orgasm nya.

Setelah ku lihat nafas nya Anissa mulai teratur kembali aku mulai kembali memasukan penis ku ke dalam vagina nya..

Entah Krn sehabis orgasm atau bagai mana.. tubuh nya tampak lemas dan begitu rileks..

BLESS..
Plokk..plokk .plokk…plokk plokkkk…
Srupp.. sruupp… Mmmmm… Ssrruuupp…. mmmm….

Ku pompa kembali penis ku dengan irama yg cukup beriringan dengan aku yang melancar kan ciuman dengan cukup liar…ku coba hisap semua bibir nya, lidah nya, ku hisap ku sedot dengan gila nya.. Anissa tampak begitu pasrah …

“Anissa…. Malam ini terasa begitu indaaaahh….mmmmm kamu bisa memberikan ku kenikmatan semacam ini Nissa..mmmmmmm… Ahh..aahh…aahh” ucap ku sambil terus memompa penis ku..
“Maasss rezaaa….. Anissa …. Uuuuhhhh..mmmmmmm…sssssssshh jugaaaa..mmmm baru pertama merasakan….uuuhhhh begini ……” Racau Anissa..

(Baru merasakan seperti ini? Si Satrio itu ngapain aja selama ini.. masa dya engga bisa memuaskan Anissa?)

“Mmmmmm.. uuuhhhh nissaaaaaaa… Mas sebentar lagi sampaaaaiiii….. Mmmmmmmmmm”racau ku.
“Uuuhhhhh mass… Terserah mas sajaaa…..uuuhh… Aaah..ahhh.aahhh..aahh.uuuhh..” desah Anissa yang tampak nya sudah tak ingin memikirkan apapun lagi….
“Mmmmmmm sebentar lagi… Mmmmmmmm… Nissaaaa…” Ucap ku .

Walau ku trus bilang sebentar lagi tampak nya aku masih terus memompa Anissa dengan tempo yg semakin cepat.

Beberapa menit berlalu….
“Maaassssssss….. Uuuhhhh… Nissaaaa mau pipis laghhhiii… Uuuuuuuhhhhhh”racau Anissa..

WHAAATTT (fikir ku)

“ia Nissa.. mas jugaaaaa mauuuu sampai….. Mmmmmmmmm”
Ku semakin percepat pompaan ku.
“Nissaaaa jugaaaaa…uuuuuuuhhhhhhhh….. Aaaaaaaahhhkkk” Anissa pun kembali orgasm.

Berbarengan dengan aku yang mencabut penis ku dan menembakan sperma ku di perut nya.

Crooot…crooot…crooott…crootttttt..
Sembur sperma ku deras.

Lalu kami pun menjatuh kan tubuh kamu bersama… Dengan aku yang menjatuhkan posisi ku di atas tubuh Anissa yang kini terlihat seperti tak bertulang..

Aku pun menggeser tubuh ku ke samping Anissa lalu memeluk nya. Ku kecup ringan bibir nya. Tampak Anissa yang bahkan tak ada tenaga lagi untuk sekedar membalas kecupan ku. Dan akhir nya kami pun tertidur pulas dengan posisi berpelukan.

Pagi hari nya sekita jam 5 pagi aku pun terbangun. Lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri agar segar kembali.

Setelah itu aku berpakaian dan langsung menelepon pak Samsul agar beliau menyiapkan sarapan. Setelah memasakan untuk ku di rumah nya . Beliau pun sampai di villa ku untuk mengantarkan lauk pauk untuk aku sarapan.

Setelah aku menelfon pak Samsul. Aku pun membangunkan Anissa agar ia juga bergegas mandi dan bersih bersih.

Tapi saat Anissa terbangun ia langsung refleks menyelimuti tubuh nya dengan selimut dan mulai kembali berkata.

“Mas rezaa.. apa yang telah kita lakukan semalam mas.. itu sebuah dosa besar mas.. dosaaaa” ucap Anissa.

Aku pun mendekati nya dan mencoba duduk di sebelah nya, dan tampak nya ia bergeser menjauh.

“Anissa… Aku sudah bilang bahwa aku hanya ingin membahagiakan mu, dan mengembalikan momen rumah tangga kita dahulu yang tidak berjalan sebagai mesti nya… Ada pun dosa atau apa pun biar mas yang menanggung nya. Kamu jangan berfikir terlalu banyak dan berlebihan yaa”ucap ku sembari mencoba mengelus rambut nya.

Dan bisa di tebak Anissa kembali menghindar, dan mencoba berjalan menuju kamar mandi dengan menyelimuti tubuh nya yang tanpa busana dengan selimut kasur. Sebelum masuk ia pun membawa serta tas nya ke dalam kamar mandi.

Gemericik air mulai terdengar begitu pun suara sesegukan tangis Anissa.

Entah kenapa setiap kali mendengar atau melihat Anissa menangis dada ku terasa sesak. Aku bagai monster yang ingin menerkam dya (Anissa) di mata nya.

Setelah ku tunggu. Anissa pun keluar dari kamar mandi sudah dalam keadaan berpakaian. Tentu dengan handuk yg masih melilit rambut nya.

Aku membujuk nya untuk mengikuti ku keluar kamar untuk sarapan.

Saat kami sedang keluar kamar bersama dan menuju meja makan.

“Den rezaa… Bukan kah ini Anissa istri si Satrio pencuri itu”ucap pak Samsul terkaget melihat kami (aku dan Anissa) keluar bersama dari dalam kamar.

Anissa yang mendengar suara orang lain Yang mengenali nya ia refleks bersembunyi di belakang tubuh ku.

Aku pun menyadari situasi nya. Dengan lembut aku mendudukkan Anissa di kursi meja makan. Lalu meminta pak Samsul untuk mengikuti ku ke luar villa.

“Pak Samsul.. apa yang bapak liat hari ini.. saya harap agar bapak bisa merahasiakan nya dari siapapun.. baik dari warga desa maupun dari orang tua saya” ucap ku.
“Tapi den… Ini bukan sesuatu yang benar den..”ucap pak Samsul.
“Benar atau tidak itu biarkan saya yang menanggung nya termasuk dosa nya”ucap ku.
“Apakah bapak bisa menjaga rahasia ini!!”tambah ku tegas.
“Bi.. bisa den Reza… Saya akan merahasiakan ini dari siapapun.” Ucap pak Samsul.
“Oke kalau pak Samsul bisa mengerti.. karena mulai hari ini sampai 13 hari kedepan Anissa akan tinggal di villa saya.. orang hanya perlu tau kalau Anissa bekerja di rumah saya sebagai ART.. mengerti pak Samsul.” Ucap ku kembali.

(Ko hanya 13 hari.. itu karena jatah cuti nataru itu hanya 14 hari ya, dan setalah itu harus kembali ke kota tampak biasa Reza bekerja )

“Ba… Baik den rezaaa… Bapak mengerti” ucap pak Samsul.
“Baik kalau pak Samsul mengerti.. ayo kembali ke dalam dan mempersiapkan makanan nya”ucap ku.

Setelah ku jelaskan aku dan pak Samsul pun kembali ke dalam villa. Beliau pun mulai melayani kami untuk sarapan pagi.

Aku pun sudah memberi tahu Anissa bahwa pak Samsul bisa di percaya dan dya sudah berjanji untuk merahasiakan ini dari siapa pun. Meskipun sudah ku jelaskan tampak nya Anissa masih syok mengetahui ada warga sini yang memergoki nya keluar kamar bareng lelaki yang bukan suami nya. Ia tampak hanya tertunduk. Saat melihat itu aku pun tau bahwa Anissa tidak nyaman melihat ada pak samsul berlama lama di sini.. jadi segera setelah pak Samsul menyiapkan dan melayani kami untuk sarapan pagi, aku pun menyuruh nya untuk kembali ke rumah nya (pak Samsul).

Walau tak berani melihat ke arah pak Samsul tampak nya Anissa merasakan bahwa pak Samsul menatap nya dengan tatapan yang berbeda. Anissa merasa sperti nya pak Samsul saat sedang melayani aku dan anissa untuk sarapan ia sperti memandangi Anissa dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tampak pandangan yang begitu tampak aneh. Bahkan saat pamit pulang.. Anissa tampak melihat bahwa pak Samsul masih curi curi pandang menatap nya penuh dari atas hingga bawah. Tentu apa yang di rasakan Anissa tidak di sampaikan ke pada ku (Reza) toh dia pun belum menerima ku seutuh nya.

Kami pun kembali sarapan ..

“Mas Reza yakin kalau pak Samsul tidak akan menceritakan nya kepada siapapun tentang ini”ucap Anissa khawatir.
“Tenang saja Anissa.. pak Samsul ini kan orang kepercayaan ku dan keluarga besar ku selama ini dan dya tidak pernah bertindak aneh aneh selama itu juga” jawab ku berusaha menepis ke khawatiran Anissa.
“Tapi tadi pandangan nya tampak begitu mengganggu ku mas.. se olah olah pandangan nya ingin menelan ku hidup hidup” ujar Anissa.
“Itu hanya perasaan mu saja Anissa.. ya sudah lebih baik kita kembali makan” ajak ku.

(Tentu saja kita semua tau bahwa firasat wanita itu begitu kuat).

Setelah sarapan aku pun mengajak Anissa untuk menemani ku ke kota terdekat untuk membelikan nya beberapa pakaian yang cocok. Tentu itu di lalui dengan memakan waktu yang lama untuk membujuk nya (Anissa). Setelah Anissa setuju kami pun menaiki mobil meninggalkan desa ini menuju kota terdekat untuk shoping.

Tentu saja aku berniat membelikan pakaian yang bagus, baju tidur yang menawan, dan juga dalaman yang sexy Krn kan Anissa sekarang adalah istri ku kembali. (tentu sarat dan ketentuan berlaku 🙂 )

Pagi pagi buta ku sudah memanas kan mobil ku, semua itu Krn aku akan mengajak Anissa ke kota terdekat untuk berbelanja pakaian dan keperluan Anissa selama tinggal di villa ku.

“Ayo naik Nissa kita berangkat” ajak ku .
“ia mas.. tp aku takut kalau orang orang di sini melihat aku naik mobil bersama mas Reza akan banyak gosip yang tidak tidak mas nanti..” ucap Anissa.
“Sudah tenang saja Nissa.. kaca mobil ku ini terlihat gelap dari luar jadi kemungkinan mereka mengenali kamu itu sedikit..” ucap ku mencoba menenangkan kembali.
“Coba kamu lihat ke dalam lewat kaca itu.. terlihat gelap dan samar kan?” Ucap ku.
“ia sih mas, seperti nya aman.”ucap Anissa.

Akhir nya kami pun tancap gas menuju kota terdekat. Selagi berkendara kami pun mulai berbincang bincang tentang kabar kami (aku dan Anissa) selama ini, tentang hobi, tentang pekerjaan ku, rutinitas dya (Anissa) dan lain sebagai nya.

Cukup senang aku melihat bahwa Anissa mulai membuka diri nya dan tidak canggung lagi saat bersama ku walau ia masih berhati hati. Senyum indah nya saat kami bertukar canda tentu saja masih memiliki tempat istimewa di hati ku.

Andai aku bertemu Anissa lebih dulu dari Satrio mungkinkah hubungan rumah tangga kami yg lalu masih langgeng sampai saat ini.

Saat obrolan kami mulai semakin terasa akrab aku ber inisiatif satu tangan ku untuk memegang tangan nya, tapi yah seperti yang sudah di duga mungkin untuk obrolan Anissa sudah bisa lepas tapi kalau untuk sentuhan tampak nya ia masih terlalu berhati hati.

Yah aku pun tak terlalu terburu buru. Akhir nya kami pun sampai di kota terdekat. Kami pun mencoba berkeliling kota itu mencari spot spot yang bagus untuk di kunjungi , setelah cukup mengelilingi kota kami pun menuju pusat perbelanjaan terbesar di kota itu, aku lalu membelikan beberapa pakaian baru, beberapa perhiasan, dan juga pakaian dalam serta baju tidur sexy nan manis yah tentu saja dengan aku memohon mohon agar ia mau menerima itu semua.

Setelah berbelanja Anissa meminta ku untuk mampir ke pasar terdekat, Anissa berkata bahwa mulai malam ini dan seterus nya biarkan ia saja yg menyiapkan makanan di villa ku alih alih menyuruh pak samsul. Aku pun menyetujui nya, dari pada pasar aku memilih ke supermarket agar sat set lebih mudah memilih nya dan kualitas nya terjamin.

Aku pun menelepon pak Samsul mengatakan bahwa mulai malam ini yang bertanggung jawab untuk menyiapkan makan adalah Anissa. Dan mengucapkan terima kasih ke pak Samsul atas masakan nya selama ini.

Sore hari kami pun berkendara kembali menuju desa. Dengan hati yang sangat senang dan bergembira.. mungkin ini adalah salah satu hari yang akan ku rasakan jika rumah tangga ku masih utuh dengan Anissa dahulu.

Ah akhir nya sampai juga di villa ku. Rasa nya aku ingin langsung mandi agar segar kembali. Setelah memasukan mobil, aku dan Anissa pun menuju ke dalam bersama tentu dengan setumpuk tentengan yg ikut ku bawa kedalam. Ku taruh semua barang belanjaan itu di atas kasur.

“Niss aku mau mandi duluan ya,,”ucap ku.
“ia mas.. aku juga mau langsung menyiapkan makan malam untuk kita nanti..habis itu kita makan bersama ya” balas nya..

Setelah mandi dan berganti pakaian aku pun berjalan mendekati Anissa yang tampak sedang sibuk di dapur.

Ku berjalan menuju Anissa lalu tanpa ku duga aku malah memeluk Anissa dari belakang yang tentu saja Anissa mulai berusaha menghindar. Tapi aku berusaha menahan nya dalam dekapan ku.

“Nissa … Sebentaaaaar saja ya.. jangan di elak lagi … Aku hanya sedang terbawa suasana ini.. andai rumah tangga kita masih utuh mungkin ini adalah keseharian aku dan kamu kan” ucap ku dengan nada pelan dan menyandarkan kepala ku di bahu nya.

Anissa pun tak lagi berusaha melepaskan aku yang sedang mendekap nya dari belakang. Mungkin ia meng iba. Ia kembali tenang dan mulai memasak kembali dan tidak sedikit pun berusaha melepaskan dekapan ku. Tak ada obrolan. Hanya ada seorang pria yang sedang mendekap dari belakang seorang wanita yang sedang memasak makan malam.

Setelah di masakan nya matang, Anissa pun meminta ku untuk duduk agar ia bisa leluasa menyiapkan makan malam nya.

“Mas.. duduk dulu ya biar aku bisa menyiapkan alat alat makan dan menyajikan makanan nya”. Ucap Anissa dengan lembut.

Aku pun menyanggupi nya dan kita pun akhir nya makan malam bersama.

Setelah selesai makan aku pun menyuruh Anissa untuk mandi, biar aku yang merapihkan alat alat makan yang kita gunakan tadi. Ia pun setuju dan beranjak pergi ke kamar untuk bersiap mandi. (Agar tidak ada yg salah tanggap.. kamar nya Reza itu ada kamar mandi nya ya 🙂 )

Setelah cuci alat alat makan tadi aku pun menyusul Anissa ke kamar. Ku buka beberapa bungkus pakaian yang tadi aku beli dan mencoba mencarikan baju tidur yang ingin aku pinta agar ia mencoba nya . Dan setalah menunggu beberapa waktu Anissa pun keluar dari kamar mandi dengan masih terlilit handuk kimono.

“Nissa..kamu coba pakai baju tidur yang ini ya”ucap ku meminta.
“Tapi mas itu cukup bahan nya cukup tipis” jawab nya.
“Tidak apa apa.. toh di sini tidak ada orang lain.. model ini cukup sederhana tapi terlihat elegant aku penasaran kalau kamu pakai”ucap ku.
“Tapi mas aku malu…”ucap Anissa sambil menundukkan wajahnya.
“Kenapa harus malu.. kamu kan istri ku lagi (keinginan terpendam Reza)” ucap ku
“ta tapi mas..”ucap Anissa.
“Coba ya… Plissss”ucap ku memohon.

Akhir nya Anissa pun mengalah ia mengambil baju tidur itu lalu bergegas masuk kembali ke kamar mandi. Tak lama ia pun keluar.

“gimana mas Reza…” Ucap Anissa tentu sambil menunduk malu.
“Ca .. ca… Cantik sekali kamu nissa.. tak aku sangka ternyata cocok di kamu”ucap ku dengan semangat dengan beberapa kali menunjukan ekspresi senang.

Aku pun berjalan mendekati Anissa.

“Ternyata cocok sekali.. kamu sangat cantik walau hanya berpakaian baju tidur Nissa..”ucap ku sambil memegang ke dua tangan nya.

Setelah mengucapkan itu kami pun beradu pandangan , seperti sudah tau arah nya aku pun mencoba mendekati wajah nya dan mencium bibir mungil Anissa.

Tak seperti yang lalu lalu.. ia tak berusaha menolak atau menghindar. Hingga aku leluasa mengecup bibir indah nya, tanpa di duga Anissa mengalungkan tangan nya di leher ku membuat aku semakin bersemangat untuk mencium nya, kuraih pinggul nya berusaha agar membuat Anissa semakin mendekat dan menempel, ku peluk erat nissa. Ku cumbu mesra dan semakin liar.

Setelah beberapa saat berciuman aku pun menuntun Anissa menuju ruang tamu.
Aku duduk di sofa lalu Anissa ku posisikan untuk duduk di pangkuan ku. Kami pun mulai berciuman kembali.

Tangan ku kini sudah mulai bergerilya mengelus punggung indah Anissa dari leher terus turun menuju pinggul lalu berhenti dan meremas daging kenyal pantat nya, serta tangan ku yang satu lagi sedang berusaha membuka baju tidur Anissa. Saat apa yang di kenakan nya akan ku buka sepenuh nya.

“Mas Reza.. jangan di buka di sini mas takut nya ada yang lihat”ucap nya khawatir .
“Tanang saja Nissa..kan villa ini di kelilingi pagar tinggi dan akses masuk hanya dari gerbang utama jadi mana mungkin akan ada orang lain selain kita” ucap ku.

Setelah itu ku buka seluruh kain yang menempel di tubuh Anissa, terlihat sebuah pemandangan indah. Aku seperti sedang melihat bidadari tanpa busana di pangkuan ku.

Aku pun kembali mencium Anissa dengan ganas nya sambil berusaha membuka pakaian ku, sat set sat set kini kami pun bugil bersama tentu masih dalam ke adaan aku memangku Anissa. Lalu aku pun menghentikan ciuman ku ku pegang pinggul nya dan meng isyaratkan agar ia sedikit mengangkat tubuh nya, Anissa pun tampak mengerti. Ia mengangkat sedikit tinggi pinggul nya lalu aku pun mengarahkan penis ku yang sudah tentang sempurna ke arah lubang vagina Anissa. Ia pun menurun kan pinggul nya dengan perlahan membuat penis ku pun perlahan lahan terbenam di vagina nya.

“Mmmmm ia nissaaaa… Turun kan lagi pinggul mu… Aaahh penis mas mulai masuk…. Aaaahhhh”ucap ku..
“iiiaaa massss…. Ssssssshhhh..mmmmmmmm.,.. uuuuuuuhhhhhhhh” desah Anissa.

Terasa lebih mudah dari yang lalu tampak nya di karenakan vagina Anissa sudah basah dari cairan pelumas kewanitaan nya.

BLEEEESSSSSSSSSS….

Akhir nya kemaluan ku pun masuk seluruh nya kedalam vagina Anissa.. dan tanpa komando Anissa mulai menarik turunkan pinggul di di pangkuan ku.

“Sssssshhhhhh mmaaaassss… Uuuhhhhh masssuuk nya dalaaam sekalihh… Uuuuuuuhhhhhhh…..mmmmmm” ucap Anissa.
“ia Nissa.. karena penis mas kan lumayan besar dan panjang….. Aaaaahhhhh..” jawab ku.

Anissa pun mulai menaikan tempo naik turun pinggul nya.

“Aaahhh gilaaa.. penis mass ..aaaaahh… Seperti terhisap hisap ke atasss…. Nikmaaat nya..mmmmmmm… Terus nissaa naik turunkan trussss….aaaaaahhhhhsssssssshhh”racau ku.

Plok plok plok plok plok…
Bunyi hantaman pantat indah Anissa Dangan paha ku di pangkuan ku..

“Mmmmmm…ssssshhhhh dalaaam sekali… Uuuhhhh enak masssss…. Uuuuhhhhh…aah..ahh..aah…ahh..ahh…ssshhh uuuhhhh”desah nya.

Aku pun tak mau kalah dengan Anissa saat ia naik turunkan pinggul nya aku pun ikut mendorong pinggul ku ke atas menyongsong vagina Anissa dengan semangat ya.. Nissa menaik turunkan aku pun ikut menaik turunkan menyongsong mengikuti irama pompaan nya..

“Anissa…. vagina mu begitu sempit , nikmaaaaattt …. Uuh… Aahh.. mmmmmmmmmmm.. “ucap ku
“iaa penis mas rezaaaaaa… Mmmmmmmm … Jugaa.a…uuuhhhhhh perkasaaaaaahh….ssssssshh..uuuhhhh….” Ucap nya.

Aku pun menghentikan gerak ku membiarkan hanya Anissa yang menggoyangkan pinggul nya, kini ku berusaha mencium nya.

Aku mencium nya dengan penuh bergairah dengan Anissa yang tak menghentikan goyangan pinggul nya.. begitu intens begitu menggebu gebu..

Tak ada lagi obrolan hanya suara desahan dan deru nafas yang terasa berat.. aku bersetubuh dalam posisi memangku anissa, atas kontol ku di Hujam vagina nya, atas ku melumat habis bibir nya dan menghisap dan menjilat lidah nya. Cukup lama kami melakukan itu…

“Uuhhh.. ah.. ahhh..ahhh..mmmm… Massssss… Anissa begitu bahagia mas… Uuhhh…. Anissa serasa terbang ke langit tertinggi masss…. Uuuhhh…sssssshh..” racau nya.
“ia nisaaa… Trus goyangkan pinggul mu… Trusss nissaaa… Aaaahhhhh… Mmmmmm” ucap ku.
“Uuuuuuhhhhh masssssss… Nissaaa mau sampaaai masss…. Sssshhhhh… Uuuhhhhhh” ucap nya..
“Maass juga nissaaa…. Kontol mas begitu nikmat terus terasa seakan di hisap dan di sedot ke atassss sama vagina anissaaa,….aaaaahhhhhhhhhsssssshhh” ucap ku..

“Maassss rezaaaaaa…. Nissaaaa sampaaaiii massssssss…. Uuuhhhhh aaaaaaaaaaahhhkkkkk” ucap Nissa.

Tubuh nya melengkung ke belakang, pinggul nya terangkat sembari vagina nya menyemburkan pipis pipis kenikmatan di atas pangkuan ku, badan nya mengejang dan bergetar beberapa kali, tampak wajah nya ke arah atas melepas rasa nikmat orgasme nya.

Setelah Tetang Anissa menatap ku dalam dalam dan mengecup bibir ku dan berkata terima kasih Krn sudah bersedia memberikan kebahagiaan ke pada nya. Setalah itu aku pun membalas ciuman nya dengan begitu gencar lagi…

Anissa sudah orgasm .. tapi aku belum..setelah itu aku pun melepaskan ciuman kami dan langsung memposisikan tubuh Anissa merebahkan nya di atas karpet. Dan aku pun memasukan kembali penis ku ke dalam vagina nya. Kini aku yang aktif bergerak pompaan demi pompaan hingga beberapa kali aku mencoba posisi yang berbeda..

cukup menggebu malam itu hingga aku tak sadar bahwa ada seseorang yang tampak seperti sedang mengintip Aktifitas sex ku dari kaca jendela villa ku.

(Entah siapa sosok itu kemungkinan besar ia menikmati semua tontonan gratis itu dengan penuh semangat)

Setelah selesai aku menuntas kan seluruh hasrat nafsu ku. Kini Anissa tampak tergeletak lemas di atas sofa. Ku tersenyum indah melihat ia dan Anissa pun membalas senyum ku dengan senyum penuh kepuasan. Ku kecup kening nya, ku ucap kan terima kasih ke pada nya (Anissa)..

Ku pungut semua pakaian kami, lalu ku gendong Anissa menuju kamar kami untuk ber istirahat. Setelah itu kami pun tertidur pulas.

“Mass.. mass Reza.. ayo bangun mas.. sudah pagi mas.. langsung mandi ya biar kita sarapan bareng ” ucap bidadari yg ada di hadapan ku (Anissa).
“uuuhhh sudah pagi saja rupa nya.. bahagia nya aku di bangunin oleh bidadari.. hehehe” ucap ku sambil mengecup bibir Anissa.
“Ayo ayo ayo bangun masss.. bergegas mandi ya… Aku tunggu di meja makan”ucap nya sambil menarik tangan ku agar aku bangun dari tempat tidur ku.

Aku pun mandi berpakaian lalu menyusul Anissa ke meja makan untuk sarapan bersama..

Inilah kehidupan rumah tangga seharusnya, perasaan bahagia hidup dengan orang yang kamu cintai dengan sepenuh hati. Ku tersenyum dengan begitu lebar sambil berjalan menuju ke arah Anissa untuk sarapan bersama .

Setelah sarapan kini tampak Anissa sudah menerima ku seutuh nya tak ada lagi tembok yang ia bangun Anatar aku dan diri nya.. begitu bahagia nya aku merasakan nya.

“Nissa habis ini mas mau ke perkebunan dulu ya, sekalian mau melihat dan meninjau pembukuan penjualan tembakau” ucap ku.
“Ia mas.. hati hati ya..”sahut Anissa..

Sebenar nya aku ingin mengajak Anissa ikut dengan ku. Agar aku bisa membanggakan ia ke seluruh desa ini tapi aku masih sadar diri bahwa Anissa masih lah istri sah dari Satrio dan semua telah mengetahui itu.

Anissa pun mengantar ku hingga pintu gerbang dan di sana sudah ada pak Samsul yg telah menunggu mas Reza..

Pak Samsul pun menyapa mas Reza dan Anissa.

Tapi entah kenapa bagi Anissa lagi lagi senyuman pak Samsul tampak aneh dan terasa seperti menyembunyikan sesuatu membuat anissa tampak tak nyaman tatapan pak Samsul tampak selalu seolah menelanjangi nya.
Aku pun pergi bersama pak Samsul dengan motor nya menuju ke perkebunan ku untuk meninjau beberapa tempat.

Sesampai nya di sana aku mulai berkeliling menyapa para buruh pekerja yang bertugas memilih dan memetik helai lembar tembakau sesuai standar perusahaan. Aku pun meninjau mess pekerja dan beberapa fasilitas perkebunan.

Kutanya beberapa karyawan tentang kesejahteraan yang di berikan perusahaan kami apakah sudah puas atau belum, dan rata rata mereka cukup puas, membuat ku sedikit merasa bangga karena bisa mensejahterakan pekerja buruh perkebunan ku.

Kesana kemari aku berkeliling untuk memastikan apa yang di sampaikan atau di laporkan kepada ku sesuai dengan yang ada di lapangan.

Tak terasa waktu berlalu cukup cepat dari pagi ku berkeliling hingga kini sudah menjelang siang.

Setelah memastikan semua nya aku pun pamit ke mereka semua untuk kembali pulang. Ada yang terasa berbeda kali ini bahwa aku tau saat aku pulang ada seseorang yang sedang menunggu ku di rumah (villa), terasa membahagiakan.

Pak Samsul pun mengantarkan ku kembali ke villa dan ia langsung berpamitan saat menurunkan ku di depan gerbang villa ku.

Begitu ku masuk, ternyata aku sudah di sambut oleh bidadari kesayangan ku (Anissa), walau dengan pakaian yang sederhana tapi ia tetap tampak cantik dan indah.

“Sudah selesai mas meninjau perkebunan nya?” Tanya Anissa.
“Sudah Nissa.. ku percepat semua nya karena aku ingin buru buru melihat mu kembali”. Ucap ku sambil mengecup bibir indah nya.
“Oh ia Anissa kamu ganti pakaian ya, aku ingin mengajak mu melihat suatu tempat mumpung masih siang ” ucap ku.
“Mau kemana mas?”. Tanya Anissa.
“Beberapa hari lalu aku di tunjukan hidengem kolam mata air di ujung kaki gunung desa ini.. aku mau menunjukan nya kepada mu”. Ucap ku.
“Kamu tidak perlu khawatir kita ke sana dengan mobil, lalu lanjut berjalan menuju lokasi nya, Karena tempat nya cukup jauh dari desa kamu tidak perlu khawatir bertemu warga desa.” Tambah ku.
“Baik mas aku siap siap dahulu.” Ucap Anissa.

Yah tentu saja aku juga diam diam telah menyiapkan sesuatu di dalam mobil untuk Anissa kenakan nanti. Tentu ku siapkan penerangan lampu emergensi kecil untuk penerangan jika kami kemalaman di sana, walau kecil tapi cahaya nya cukup terang.

Beberapa saat kemudian

“Aku sudah siap mas, aku juga sudah menyiapkan cemilan dan beberapa minuman untuk kita di sana.” Ucap Anissa.
“Kalau begitu ayo langsung saja berangkat kita kesana.”ucap ku.

Kami pun akhir nya berangkat menuju kolam mata air itu, tentu saja aku sudah bertanya pada pak Samsul apakah di sana ada pantangan atau larangan yg perlu aku ketahui, pak samsul pun menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu seperti itu jadi membuat ku merasa aman.

Brug–brug (suara pintu mobil di tutup)

Aku dan Anissa pun keluar dari mobil, aku memberitahukan bahwa perlu berjalan 15 sampai 20 menit agar kami mencapai kolam mata air itu. Untung nya Anissa mengerti kami pun membawa barang bawaan kami lalu mulai berjalan.

“waaah tempat nya indah sekali mas… Air nya yang sangat bening kebiruan…”ucap Anissa sambil terus memuji ke indahan tempat ini.
“Tentu saja Nissa karena tempat ini sudah berada di desa dan terletak di kaki gunung sudah pasti masih terjaga dari banyak manusia” ucap ku menjelas kan.

Lalu kami pun menggelar tikar dan menaruh beberapa kotak makanan serta tas kami di atas situ (ala ala piknik begitu)

“Ayo mas kita makan dulu sebelum main air.. pasti mas belum makan kan?” Ucap Anissa.
“Ia nih soal nya mas ingin makan bareng sama kamu saja jadi mas tadi tidak makan di perkebunan” ucap ku.

Kami pun makan bersama, tentu saja itu suasana yang begitu baik, makan bersama wanita yang aku sukai sudah begitu makan di tempat mata air tersembunyi yang indah membuat suasana begitu romantis,

Setelah makan aku pun mengeluarkan sebuah kantong berisi bikini 👙 aku meminta agar Anissa mengenakan nya karena kita akan main air.

“Anissa kamu pakai ini ya (bikini 👙) aku mau kamu memakai nya, pasti cocok sekali” ucap ku.
“Mas tapi ini terlalu terbuka, aku pernah memakai yang seperti itu” ucap Anissa.
“Sudah pakai saja ya, mas penasaran kalau kamu pakai ini pasti kamu tambah cantik apa lagi berlatar belakang mata air.” Ucap ku.
“Tapi mas aku malu” ucap Anissa.
“Malu kenapa di sini hanya ada aku dan kamu tidak ada orang lain kan jadi kita bebas di sini” ucap ku membujuk nya.
“ba Baik aku pakai ya mas.. ” ucap Anissa sambil berjalan menuju ke arah belakang baru besar.
“Nissa mau kemana kamu?”ucap ku
“Mau ganti pakai ini di balik batu ini mas” jawab Anissa.
“Kenapa musti sembunyi di sana.. ganti saja di sini di depan mas.. lagi pula kita sudah pernah lihat tubuh kita masing masing kan?” Ucap ku.

Anissa pun terdiam lalu berjalan kembali ke menuju ku. Ia mulai melepas semua pakaian nya satu persatu , mulai dari baju, celana, bh, dan terakhir CD nya. Walau sudah beberapa kali melihat Anissa dalam keadaan bugil tapi tubu indah Anissa sesalu bisa membuat ku terpesona.

Anissa pun mulai memakai bikini nya (👙) awal nya ia tampak masih kurang nyaman tapi setelah aku membuka semua pakaian ku dan menyisakan dalaman ku, ia mulai tenang. Aku pun menggandeng nya menuju tepi kolam mata air alami itu perlahan kami pun mulai menyebutkan diri di sana.. begitu segar rasa nya..

“Segarr nyaaa… Ayo Anissa kita berenang menuju ke tengah” ajak ku.
“ia mas…” Ucap Anissa..

Kami pun akhir nya berenang menuju ke tengah , kami berlomba, bermain air, saling menyiramkan air dan banyak hal menyenangkan yang kami lakukan. Tak terasa hari mulai sore. Kami pun menuju pinggir kolam mata air itu, Anissa begitu bahagia dan begitu tampak cantik,
Pantulan cahaya sore hari membuat nya semakin terasa romantis.

Aku dan Anissa saling memandang. Kami pun mulai berciuman. Begitu merasa, begitu hangat, begitu menggebu.

“Kamu tampak cantik sekali Anissa” ucap ku sebelum kembali mencium dan melumat bibir mungil nan indah nya. Cukup lama kami menikmati ciuman di pinggir kolam mata air itu hingga akhir nya aku gotong Anissa yang Tentu saja kita masih dalam keadaan berciuman menuju ke atas tikar yang tadi sudah kami gelar, lalu merebahkan Anissa dengan lembut.

“Anissa…. Kamu begitu membuat ku tergila gila sayang hingga rasa nya aku bahkan sanggup memikul dosa apapun untuk mu.” Ucap ku.
“Masss Anissa juga saat ini begitu senang dengan semua perlakuan mas ke Nissa..perlakuan mas begitu hangat membuat Nissa merasa bahagia” ucap Anissa.

Aku pun kembali mencium Anissa dengan begitu menggebu, tangan tangan ku mulai meraba mengelus menyusuri lekuk tubuh Anissa.

Satu tangan Ku remas payudara Anissa lembut dan yang satu lagi mulai mengusap usap bibir vagina Anissa yang kini terasa sedikit telah basah oleh pelumas vagina nya.

“Mmmmmm… Maasssss Nissa sudah tidak tahan mass…ayo di masukkan penis nya masss…” Ucap rintih Anissa.
“Mau apa Anissa?” Ucap ku.
“Anissa mau mas masukan penis mas Reza ke vagina Nisa masss….. Ssssshhhh…mmmmm” ucap nya.
“Maassss… Ayo setubuhi Anissa massss….uuuhhhh… Vagina Nissa sudah gatal mas….mmmmmm”ucap memelas Anissa.

Aku pun melepaskan dalaman ku hingga tampak lah penis gagah ku menantang, Anissa pun dengan terburu buru membuka bikini (👙) nya, ku lebarkan kaki Anissa agar mengangkang, ku mulai menggesek gesekan ujung penis ku di tepi vagina Anissa…

“Nissa.. mas masukan ya…mmmmmm”ucap ku.
“i.. ia masss….. Uuuhhhhhhhhh…ssshhhhh”ucap Anissa terhenti saat aku mendorong masuk penis ku kedalam vagina nya.

“Mmmmmmm.. uuhhhhh teruuusss maass…. Ssshhhh pompa teruss mass….aaaaahhhh”ucap Anissa.
“Mas pompa lebih kencang yaaa nissaa…. Mmmmmmmmm… Uuh..” ucap ku.
“Uuuhhhh… Dalaaam nya…. Ssshhhhhh.. aaaahhhkkkkk… Terasa begitu penuh vagina Nissa masss….. Uuuhhhhhhh enak nya… Uuhh..uuh..aah..ahhh..aahh..ahh..” ucap racau Nissa saat ku mempercepat tempo pompaan penis ku.

Plokk plok plok plok plok…

Begitu terasa keras suara benturan antara kulit pinggul sekitar kemaluan ku dengan Anissa. Suara nya serasa begitu menggema di sepi nya suara di sekitar mata air , hanya ada suara suara serangga yang menemani membuat gejolak nafsu semakin menggebu gebu.

“Uuuhhhh.. sssshhhh…. Terus maaas.. ah..ahhh…ahhh…ahh…mmmmm…. Uuhh… ” Racau Anissa.
“Terusss masss… Tekan lebih dalam massss…. Sssshh… Uuuhhhh…..” Racau Anissa.
“Penis mas Reza begitu perkasa…. Uuhhhh… Ssssshhh…. Aah..aaah…ahh.aah…ahh..uuh…mmm” ucap Nissa dengan wajah yang tampak begitu terangsang.

Di tengah pompaan sesekali aku mencium bibir Anissa. Ku gigit gigit bibir nya, ku hisap , ku sedot , ku jilat, lidah Anissa dan lidah ku saling menjilat menghisap begitu menggebu.

Deru nafas Anissa pun kian memberat dengan menggebu.

“Mmmmm…. Masss rezaaaaa… Aku sayang sekali sama masss… Sssshhh… Uuuhhhh… ” Ucap nya.
“Terus mass… Uuuhhhhh…. MMM.. ah..ah..ah…ah..uh…ahh..aahh” racau Anissa.

Aku pun mempercepat pompaan penis ku karena dirasa aku sudah ingin mulai menyemburkan sperma2 ku….

“Uuuhhhh.. masssssss.. aaakhuuuuuu maaauuuu sampai…uuuhhhhh…..maaasss…. Ssshhhh… Aaaaahh..ahh.ah…uuhhh..”ucap Anissa.
“Mas jugaaaa mau muncrat Nissa… Mmmmmm…ssshh…mmmmm” jawab ku.
“Ayo kita barengan nissaaaa….mmmmmm” tambah ku..
“Aaaahhhhhk…. Maassss nissaaaaa.. sampaaaaaaii…uuuhhhhhh… Aaaaaahkkkkk” memekik Anissa saat ia orgasm ia pun klimaks.
“Mmmmmmm…masss jugaaaaa nissaaaa….mmmm.. uuhhhh”. Ucap ku

croot crooot crooottt…..seeeerrrrrrr…

Begitu banyak ku menyemburkan sperma ku ke dalam vagina Anissa.. begitu pun Anissa. Terasa sangat basah pangkal paha ku oleh cairan orgasm nya.

Kembali tubuh Anissa mengejang, melengkung indah punggung dan pinggul nya membuat payudara nya membusung indah sempurna ke atas, penis ku masih di dalam vagina Anissa, aku pun kembali mencium bibir mungil Anissa dengan dalam keadaan kelamin kami yang masih bersatu. Kemudian aku tarik keluar penis ku lalu ku arahkan ke dekat bibir Anissa tadi nya tampak bingung tapi setelah ku beri isyarat, ia pun paham maksud ku dan mulai menjilat dan mengulum penis ku untuk membersihkan sisa sisa cairan pertempuran kami.

Ku kecup dan ku ucap kan terima kasih kepada Anissa karena ia telah memberikan ku kenikmatan kembali.

Tak terasa saat selesai hari mulai gelap, ku ambil lampu emergensi yang telah ku persiapkan , dan lalu ku hidupkan.

Ku bergegas memakai kembali pakaian ku, Anissa tampak masih lemas mencoba mengatur kembali nafas nya yang begitu ter engah engah.

Ku masukan kembali beberapa barang yang perlu di masukan ke dalam tas. Hingga yang tertinggal tikar dan tubuh bugil Anissa serta penerangan dari lampu emergensi .

Anissa pun meminta ku untuk memberikan pakaian nya tapi aku menolak nya ku beralasan sudah ku masukan semua kedalam tas dan lebih baik kita bergegas kembali ke mobil.

Anissa terkaget , ia panik karena tampak nya aku membiarkan ia bugil di hutan dan berencana membiarkan nya tetap bugil sampai ke mobil.

“Masa rezaa.. berikan pakaian Nissa..”ucap nya memohon.
“Engga ada waktu Nissa ayo kita bergegas kembali menuju mobil, kata terlambat kembali menuju mobil sebelum gelap”ucap ku, sambil menggulung tikar dan menggembok tas.

“Mass masa kau telanjang menuju mobil sedangkan mas sudah berpakaian rapih”. Ucap nya.
“Sudah ayo Nissa lebih baik kita bergegas takut nya ada hewan liar yang menyergap kalau semakin gelap”.ucap ku ( tentu saja bagian itu aku hanya ingin menakut nakuti Anissa).
“Lagian siapa yang bisa melihat kamu telanjang di dalam hutang begini..” ayo jalan atau aku tinggal nih 🤭.

Anissa pun menuruti ku, tentu saj dengan wajah yang tampak BETE. Tap aku pura pura tidak tahu. Kami pun terus berjalan hingga akhir nya sampai di mobil. Setelah kami semua masuk Anissa mencoba mengambil tas nya untuk mengeluarkan pakaian nya.

Dengan cepat aku memegang tangan nya dan langsung memasukan Anissa ke dalam mobil. Sedangkan tas nya aku taruh dalam bagasi.

“MAS APA APAN SIH.. MASA NISSA DI BIARKAN BUGIL DARI MATA AIR DAN KINI BAHKAN SETELAH DALAM MOBIL PUN MAS TIDAK MEMBIARKAN NISSA MEMAKAI PAKAIAN NISSA.. NANTI KALAU DI PERJALANAN PULANG KITA BERPAPASAN DENGAN WARGA GIMANA” Ucap Anissa dengan nada marah.
“Kan mas udah bilang kaca mobil mas kan tarlihat gelap dari luar jadi tidak akan terlihat oleh warga ( tentu saja jika lampu di dalam mobil di nyalahkan maka tetap akan tampak jelas apa yang ada di balik kaca)” ucap ku.
“Lagian mas itu sangat mengagumi tubuh Anissa… Jadi mas rasa nya ingin berlama lama menatap nya”tambah ku.
“TAU AH..”Ucap Anissa.

Aku pun memasangkan sabuk pengaman kepada Nissa yang tampak marah hingga tak bergerak menutupi payudara indah nya denga kedua tangan nya. Lalu aku mulai menjalan kan mobil nya menuju kembali ke villa..

“Anissa sayaaang.. mau tuh begitu sexy tau begini.. tanpa pakaian begini” ucap ku sambil mengelus elus paha Anissa di tengah mengemudikan mobil.
“Tau ah BODO” jawab Anissa.

Tap aku tak perduli dengan semua jawaban nya karena dengan dia tetap membiarkan tangan ku mengusap usap paha nya , lalu menuju ke arah tepian vagina nya menunjukan bahwa Marah nya Anissa tak bisa menghalangi respon tubuh nya.

Sepanjang perjalanan ku elus, ku gesek bibir vagina Anissa, hingga kini ku merasakan bahwa vagina Anissa kini talah kembali terlumasi dengan cairan kewanitaan nya.

Wajah nya yang tadi tampak kesal dan BETE kini berganti tampak memerah menahan gejolak nafsu nya.

Lagian Jan segini mana ada warga desa yang masih berkeliaran di luar rumah(fikir ku).

“Mmmmm…. Sssshhh….mmmm”. Desah Anissa.

Melihat tubuh nya mulai rileks aku pun memasukan satu jari ku ke dalam vagina nya dan mulai mengocok nya.

“Masss… Sssshhhhh.. jangan di sini… Mmmmm…maassss… Ssshhhhh..uuuh…”ucap nya Ter bata bata.

Yah tentu sulit mengendalikan laju mobil sambil mengocok vagina Anissa. Tapi itu tentu me uat ada suatu perasaan yang baru ku rasakan.

Kini yang keluar hanya desahan dari bibir mungil Anissa dan tampak ia pun mulai menikmati nya, terlihat dari ia yang memejamkan mata nya sambil mendesah.

Setelah di rasa cukup aku pun menghentikan aksi tangan ku, Anissa tampak sedikit kaget merasakan tangan ku tak lagi berada di vagina nya, Anissa menengok ke arah ku.

“Masaa cuma kamu yang di enakin.. aku juga mau dong Anissa.. hehehe” ucap ku tertawa kecil.
“Jadi mass mau gimanaaa..” ucap Anissa..
“Buka resleting celana mass ya Anissa.. lalu hisap hisap sperti saat di mata air..”ucap ku.

Anissa tampak mengerti. Ia pun memposisikan diri nya mulai menunduk dan memiringkan ke arah ku, ia lalu mengeluarkan penis ku dari sangkar nya yang kini sudah kembali mengeras.

Ia pegang dengan lembut, ia genggam kemudian Anissa mulai mendekatkan bibir nya ke arah penis ku. Dan mulai menjilat dan menghisap hisap penis ku serta memasukan nya kedalam mulut nya.

“Mmmmm ia begitu anisssaa….uuhhhhhh.. hisap lebih kuat …”perintah ku.

Ia pun melakukan nya. Saat Anissa mulai mengulum dan menghisap penis ku, kemudian aku menekan kepala Anissa naik turun untu memaksimalkan rasa nya..

“ia begitu Nissa…. Terasa begitu enaaaakk.. mmmm… Terussss…”ucap ku.

Nissa tampak mengerti dan mulai menaik turunkan kepala nya secara mandiri sembari menghisap penis ku.

Sensasi berbeda terasa saat penis ku di hisap perempuan di dalam mobil yang sedang berjalan. Tak lama setelah itu aku pun kembali menyebutkan sperma ku ke dalam mulut Anissa.. Ita tampak kaget dan gelagapan hingga ia seolah ingin menarik wajah nya menjauhi penis ku, tapi aku menahan kepala nya kemudian ku bilang untuk tenang..hisap semua sperma yang keluar dengan tenang.. ia pun mengerti, ia pun kini menghisap sperma ku yg muncrat ke dalam mulut nya. Setelah itu pelan pelan ia menarik wajah nya dengan berusaha menahan sperma ku di dalam mulut nya. Setelah itu ia berusaha mencari tisu untuk mengeluarkan sperma ku yang berada di mulut nya.
Ku usap usap kepala Anissa sambil berkata “kerja bagus Anissa” dan pujian lain nya.

Dan setelah itu tampak Anissa sudah mulai melupakan ketakutan nya atas bugil di dalam mobil ini entah ia terbiasa atau bahkan lupa..🤭.

Ia pun memasukan kembali penis ku ke dalam celana dengan hati hati. Tak lama kami pun sampai di villa, aku keluar mobil untuk membuka gerbang lalu kembali masuk ke dalam mobil untuk memasukan nya ke dalam villa.

Setelah itu ku tutup gerbang, mengunci nya lalu mengambil tas beserta hal lain nya sisa piknik kami di mata air tadi..

Anissa keluar mobil dengan tanpa busana masuk kedalam villa bersama ku. Entah ia masih marah atau tidak..😅😜🤭.

Setelah masuk aku menjatuhkan tas dan barang lain nya di atas sofa kemudian memeluk Anissa dengan lembut , mengucapkan terima kasih karena sudah mau menuruti permintaan konyol ku.
Tak ada kata dari mulut Anissa hanya anggukan kecil dan wajah tampak memerah (entah kesal atau malu) ia kemudian berjalan menuju kamar.

Aku pun melangkah menuju dapur untuk mengambil air dingin di lemari es untuk menyegarkan dahaga ku

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page